Lumajang 18 Desember 2023
Diantara ketidakberdayaan dan secercah harapan
Tertimbun oleh reruntuhan kebiadaban
Terpampang gambaran sebuah bangsa yang tertindas
Anak-anak tak berdosa harus kehilangan alam bebas

Ilustrasi Tim AI Lensa Warta
Beradu aneka teriakan dari semangat pemuda kelaparan
Tumbang oleh rentetan tembakan
Isak, tangis, derita, air mata
Menunggu sebuah kepastian
Biarlah menggema ke seluruh dunia
Bahwa Palestina masih ada
Baca Juga : 4 Atlet Paralimpik Lumajang Borong 8 Medali di Keparprov Jatim 2023
Puisi ini berjudul “Palestina Masih Ada” dan ditulis oleh Farida Susanti pada 17 Desember 2023. Puisi ini menggambarkan penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina yang hidup di bawah penjajahan dan kekerasan Israel. Puisi ini terdiri dari empat bait, dengan setiap bait memiliki dua baris.
Bait pertama menunjukkan kontras antara ketidakberdayaan dan secercah harapan yang dirasakan oleh rakyat Palestina. Mereka hidup di antara reruntuhan kebiadaban yang dilakukan oleh Israel, seperti pemboman, penembakan, dan penghancuran rumah-rumah mereka.

Ilustrasi Tim AI Lensa Warta
Bait kedua menampilkan gambaran sebuah bangsa yang tertindas oleh Israel, yang mengingkari hak-hak dasar dan kemerdekaan mereka. Anak-anak tak berdosa harus kehilangan alam bebas mereka, yaitu tanah air mereka yang dicuri dan diduduki oleh Israel.
Baca Juga : Gelar Drag Bike, IMI Lumajang Ingin Pembalap Lumajang Berprestasi
Bait ketiga menggambarkan beradu aneka teriakan dari semangat pemuda kelaparan yang berani melawan penjajah. Namun, mereka harus tumbang oleh rentetan tembakan yang membunuh dan melukai mereka.
Bait keempat mengungkapkan isak, tangis, derita, dan air mata yang mengalir dari rakyat Palestina yang menunggu sebuah kepastian tentang nasib mereka. Mereka berharap agar seluruh dunia mendengar dan membantu mereka. Mereka juga menegaskan bahwa Palestina masih ada, meskipun menghadapi segala kesulitan dan tantangan.
Tinggalkan Balasan