Surabaya, – Polemik terkait Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Banyuwangi kembali menjadi sorotan setelah ratusan calon siswa yang dinyatakan lolos secara sistem justru tidak sesuai dengan kuota yang tersedia di SMAN 1 Giri.
Kejadian ini memicu kekecewaan dan protes dari para orang tua siswa yang merasa dirugikan akibat gangguan teknis pada sistem.
Sebanyak 120 calon siswa mendapatkan notifikasi diterima di SMAN 1 Giri, Banyuwangi, namun saat hendak melakukan daftar ulang, mereka mendapati kenyataan mengejutkan bahwa kuota sudah penuh dan pendaftaran tidak dapat dilanjutkan.
Padahal, kuota yang tersedia untuk pemenuhan tahap tersebut hanya tiga siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa permasalahan ini disebabkan oleh gangguan teknis pada sistem SPMB saat proses pemenuhan kuota berlangsung.
“Sistem mengalami trouble sehingga terjadi ketidaksesuaian data antara notifikasi diterima dan kuota yang sebenarnya,” ujarnya saat konferensi pers di Surabaya, Rabu (2/7/2025).
Menanggapi situasi ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengirimkan tim khusus yang dipimpin oleh Sekretaris Dinas Pendidikan untuk turun langsung ke Banyuwangi.
Tim ini bertugas menjelaskan secara transparan kepada para orang tua dan calon siswa mengenai kendala yang terjadi pada sistem serta mencari solusi terbaik agar para siswa tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak.
“Kami ingin memastikan bahwa para siswa yang terdampak tidak sampai putus sekolah. Kami sedang mencari jalan keluar terbaik agar mereka bisa tetap bersekolah,” tambah Aries.
Karena data pokok pendidikan (Dapodik) sudah dikunci oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga tidak memungkinkan untuk menambah kuota di sekolah negeri, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menawarkan alternatif berupa beasiswa penuh maupun beasiswa terjangkau di sekolah swasta.
“Kami akan membantu para siswa mendapatkan akses pendidikan melalui program beasiswa yang disiapkan oleh Pemprov Jatim. Orang tua dan siswa dapat memilih sekolah swasta yang sesuai dengan preferensi mereka,” jelas Aries.
Para orang tua siswa yang sempat merasa kecewa dan bingung menyambut baik langkah cepat dari Dinas Pendidikan Jatim.
Mereka berharap proses pendampingan dan solusi yang ditawarkan dapat berjalan lancar sehingga anak-anak mereka tidak kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
“Saya berharap anak saya tetap bisa sekolah meskipun tidak di SMAN 1 Giri. Yang penting mereka mendapat pendidikan yang layak dan tidak terhambat karena masalah teknis ini,” ujar salah satu orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Kejadian ini menjadi momentum penting bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem SPMB.
Aries Agung Paewai menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pengembang sistem dan instansi terkait agar gangguan serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Kami berkomitmen memperbaiki sistem agar proses penerimaan siswa baru berjalan transparan, akurat, dan adil. Ini demi memastikan hak pendidikan setiap anak dapat terpenuhi tanpa hambatan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan