Rabu Wekasan 2025: Tradisi dan Amalan ataukah Mitos? - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Wakil Bupati Lumajang: Jaga dan Kelola Tanah dengan Bijak demi Masa Depan Kepemilikan Tanah Resmi Perkuat Produktivitas dan Peluang Ekonomi Masyarakat Desa Bades Pemkab Lumajang Salurkan Dana Tunggu Hunian, Bupati Pastikan Pemulihan Penyintas Semeru Terus Dikawal Lumajang Salurkan Rp1,2 Juta BLT DBHCHT untuk Kebutuhan Pokok dan Pendidikan Anak Lumajang Toreh Prestasi: Forikan Berperan Aktif Turunkan Stunting dan Perkuat Gizi Anak

Nasional · 19 Agu 2025 13:34 WIB ·

Rabu Wekasan 2025: Tradisi dan Amalan ataukah Mitos?


 Sumber gambar: jateng.kilat.com Perbesar

Sumber gambar: jateng.kilat.com

Rabu Wekasan adalah salah satu tradisi yang masih terjaga hingga kini di tengah masyarakat Jawa dan Nusantara. Banyak orang menantikan momen ini setiap tahun, bukan semata karena mitos kesialan bulan Safar, melainkan sebagai kesempatan untuk berdoa, memperbanyak amalan, dan mempererat kebersamaan. Rabu Wekasan 2025, sebagian masyarakat pasti memperingatinya dengan penuh makna.

Baca juga: Batu Akik SELOWARAS, Energi Alam Semeru dari Lahar Purba

Apa Itu Rabu Wekasan?

Secara bahasa, istilah “Rebo” berarti Rabu, sedangkan “wekasan” berarti akhir atau penutup. Jadi, Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Safar sendiri merupakan bulan kedua setelah Muharram.

Dalam sebagian tradisi, Rabu Wekasan adalah waktu turunnya bala atau musibah, sehingga sebagian ulama menganjurkan memperbanyak doa dan amalan. Namun, masyarakat juga harus mengetahui bahwa dalam Islam, bulan Safar sama mulianya dengan bulan lainnya. Tidak ada hari sial atau bulan sial, sebagaimana Nabi Muhammad SAW menegaskannya dalam hadis, “Tidak ada kesialan pada bulan Safar.” Dengan demikian, amalan untuk memperingati Rabu Wekasan lebih dimaknai sebagai ikhtiar spiritual dan bentuk tawakal kepada Allah SWT.

Kapan Rabu Wekasan 2025?

Menurut kalender Hijriah 1447 H, Rabu Wekasan 2025 jatuh pada 20 Agustus 2025, yang bertepatan dengan 26 Safar 1447 H. Pada hari inilah berbagai tradisi doa bersama, salat sunnah, hingga kegiatan sosial akan dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia.

Sejarah dan Latar Belakang

Tradisi Rabu Wekasan diyakini berkembang sejak masa Wali Songo sebagai bentuk akulturasi budaya Islam dan kearifan lokal. Dalam beberapa kitab klasik disebutkan bahwa pada Rabu terakhir bulan Safar diturunkan banyak musibah. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memohon perlindungan dengan memperbanyak doa, sedekah, serta ibadah sunnah.

Baca juga: Cincin Akik Badar Besi Semeru Serat Merah

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini tidak hanya bernuansa religius, tetapi juga kultural. Di sejumlah daerah Jawa, masyarakat mengadakan selamatan, doa bersama, hingga ritual adat seperti kirab atau sedekah bumi sebagai wujud rasa syukur sekaligus permohonan keselamatan. Rabu Wekasan 2025 tentunya juga pasti diperingati oleh sebagian masyarakat yang meyakininya.

Amalan yang Biasa Dilakukan

Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan umat Islam pada Rabu Wekasan 2025, di antaranya:

  1. Salat Sunnah Tolak Bala
    Dilakukan 4 rakaat dengan 2 salam. Pada tiap rakaat dibaca Al-Fatihah, Al-Kautsar, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

  2. Doa Tolak Bala
    Membaca doa khusus memohon perlindungan dari musibah. Misalnya doa singkat: “Allahumma ya kafi al-bala’ ikfina al-bala’ qabla nuzulihi min as-sama’.”

  3. Perbanyak Istighfar dan Dzikir
    Sebagai bentuk taubat dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

  4. Sedekah dan Silaturrahim
    Memberi kepada sesama serta mempererat hubungan sosial dianggap sebagai cara terbaik untuk menolak bala.

  5. Tradisi Lokal
    Di beberapa wilayah, Rabu Wekasan dirayakan dengan selamatan, doa bersama, hingga ritual budaya yang penuh makna kebersamaan.

Fakta vs Mitos

Masyarakat awam kadang menganggap bulan Safar sebagai bulan penuh musibah. Padahal, keyakinan tersebut tidak didukung oleh ajaran Islam. Justru, Rabu Wekasan sebaiknya dimaknai sebagai momentum memperbanyak amal saleh. Jadi, alih-alih merasa takut akan kesialan, kita lebih tepat menjadikannya sebagai ajang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Rabu Wekasan 2025 jatuh pada 20 Agustus 2025 (26 Safar 1447 H). Tradisi ini membawa pesan penting: hidup tidak bisa dilepaskan dari ujian, dan doa serta amal kebaikan adalah ikhtiar terbaik untuk meraih perlindungan Allah SWT.

Mari jadikan Rabu Wekasan 2025 bukan sebagai hari yang ditakuti, melainkan sebagai momen spiritual dan sosial yang memperkuat iman serta mempererat hubungan antar sesama. Dengan demikian, tradisi ini tetap relevan dan penuh makna di tengah kehidupan modern saat ini.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Warga Sumberlangsep Pilih Bertahan di Zona Rawan, Meski Lahar Semeru Menyapu Dusun

7 Desember 2025 - 20:00 WIB

Kakek Saroh Ditandu Lewati Banjir Lahar Semeru, Lansia dan Anak Jadi Prioritas Evakuasi

7 Desember 2025 - 19:29 WIB

Gotong Royong Selamatkan Harta yang Tersisa, Warga Sumberlangsep Bangkit di Tengah Lahar

7 Desember 2025 - 18:27 WIB

Akses Sempat Terputus, Aparat Bergerak Cepat Buka Jalur Usai Banjir Lahar Candipuro

7 Desember 2025 - 17:28 WIB

Debu Pekat Tutupi Jalur, Polsek Candipuro Tutup Jembatan Gladak Perak

6 Desember 2025 - 17:42 WIB

Akses Putus Total, 137 KK di Sumberlangsep Mulai Kesulitan Makanan

6 Desember 2025 - 16:31 WIB

Trending di Nasional