PKH Lumajang: Pentingnya Transparansi Data - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat

Daerah · 9 Agu 2025 10:15 WIB ·

Bupati Lumajang: Data yang Jujur, Kunci Keadilan dalam Bantuan Sosial


 Bupati Lumajang: Data yang Jujur, Kunci Keadilan dalam Bantuan Sosial Perbesar

Lumajang – Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan pentingnya menjaga amanah dalam penyaluran bantuan sosial, khususnya Program Keluarga Harapan (PKH). Dalam Apel Pagi di Kecamatan Senduro, Rabu (6/8/2025), ia memperingatkan seluruh aparatur desa untuk menghindari penyalahgunaan data demi kepentingan politik atau transaksional.

“Bantuan sosial itu bukan sekadar angka dalam APBD atau APBN. Itu adalah harapan hidup rakyat yang hidup dalam keterbatasan. Jangan main-main dengan amanah seperti ini,” tegasnya.


Data Akurat, Pondasi Keadilan Sosial

Bunda Indah menilai, permasalahan utama dalam distribusi bansos adalah data penerima manfaat yang tidak akurat. Menurutnya, data yang keliru atau dimanipulasi akan menghancurkan kepercayaan publik dan memperparah ketimpangan.

“Kalau ada yang tidak berhak tapi masih menerima, sementara yang benar-benar miskin tidak tersentuh, maka kita sedang menciptakan ketidakadilan dari dalam,” ujarnya.

Ia meminta perangkat desa melakukan validasi dan verifikasi ulang secara rutin, serta melibatkan masyarakat dalam pengawasan.


Integritas di Atas Segalanya

Bupati menekankan bahwa aparatur desa harus memiliki keberanian moral untuk bersikap jujur, meskipun dihadapkan pada tekanan atau hubungan kekeluargaan.

“Kita ini pelayan masyarakat, bukan penentu nasib berdasarkan kedekatan. Tidak boleh ada ‘asal kenal’ lalu dimasukkan dalam daftar penerima. Kita harus tegak lurus pada keadilan,” katanya.


Bansos sebagai Wajah Kehadiran Negara

Menurutnya, bantuan sosial adalah simbol hadirnya negara bagi rakyat kecil. Penyaluran yang adil akan memperkuat kepercayaan masyarakat, sedangkan penyimpangan justru membuat rakyat merasa ditinggalkan.

“Bagi banyak warga, PKH bukan hanya uang. Itu bisa jadi satu-satunya tumpuan mereka bertahan hidup. Salah menyalurkan berarti kita menyakiti yang paling lemah,” jelasnya.


Dorong Pengawasan Transparan dan Digital

Bunda Indah mendorong sinergi antara pemerintah desa, Dinas Sosial, dan masyarakat sipil untuk memperkuat pengawasan. Ia membuka saluran pengaduan terbuka bagi masyarakat jika ada kesalahan sasaran, dan mengajak memanfaatkan teknologi untuk monitoring.

“Kalau bisa pakai aplikasi, pakai. Kalau masih manual, jangan ditutup-tutupi. Kita harus punya sistem yang memungkinkan rakyat ikut awasi,” ucapnya.

Ia juga mengusulkan pembentukan forum warga di setiap desa untuk menilai akurasi data penerima bansos secara berkala.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

2026, Pemkot Malang Gratiskan Seragam untuk Siswa SD dan SMP Swasta

1 Oktober 2025 - 09:17 WIB

Eri Irawan: Pembiayaan Alternatif Bisa Selamatkan Rp59,9 Miliar Uang Daerah

1 Oktober 2025 - 07:36 WIB

Gerak Pembangunan Harus Berbasis Bukti, Bukan Asumsi – Lumajang Dorong Kualitas Data Sektoral

1 Oktober 2025 - 07:25 WIB

Antisipasi Masalah Gizi dan Keamanan, Pemkab Jember Bentuk Satgas Makan Bergizi Gratis

1 Oktober 2025 - 06:44 WIB

Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk

30 September 2025 - 19:42 WIB

Bimtek Portal Satu Data, Membangun Sistem Informasi Andal untuk Masa Depan Lumajang

30 September 2025 - 18:23 WIB

Trending di Daerah