Lumajang, – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah memulai pemberangkatan jemaah haji reguler tahun 2025 dengan total kuota nasional mencapai 221.000 orang.
Dari Lumajang, sebagian besar jemaah telah mulai berangkat sejak awal Mei sesuai jadwal nasional, yang mengatur keberangkatan gelombang pertama ke Madinah pada 2 Mei dan gelombang kedua ke Jeddah pada pertengahan Mei.
Berbeda dari berita sebelumnya yang menyoroti keberangkatan 721 jemaah dan penundaan sebagian akibat dokumen syarikah, fokus kali ini adalah pada persiapan nasional yang matang dan sistem transportasi khusus di Tanah Suci.
721 calon jemaah haji asal Lumajang diberangkatkan menuju Tanah Suci dalam dua gelombang, yaitu kloter 36 dan 37, dengan jumlah masing-masing 345 dan 376 orang.
Namun, tidak semua calon jemaah bisa berangkat bersamaan. Sebanyak 113 jemaah harus menunda keberangkatan karena dokumen administrasi dari syarikah.
Syarikah merupakan sistem baru yang diwajibkan oleh Pemerintah Arab Saudi untuk menjamin profesionalisme layanan jemaah, termasuk pengaturan akomodasi, transportasi, dan konsumsi selama di Tanah Suci.
Tahun ini, dokumen syarikah harus sudah diterima sebelum keberangkatan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang diberikan setelah tiba di Arab Saudi.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang, Ahmad Faishol Syaifullah, menegaskan bahwa proses pemberangkatan dilakukan dengan protokol ketat dan persiapan matang.
“Untuk saat ini yang diberangkatkan sebanyak 721 calon jemaah haji yang masuk dalam dua gelombang, yaitu kloter 36 dan 37, dengan jumlah masing-masing 345 dan 376 orang,” kata dia, Minggu (11/5/25).
Selain itu, 27 calon jemaah juga diberangkatkan lebih awal pada 9 Mei 2025, akibat kebijakan baru Pemerintah Arab Saudi terkait sistem kedatangan jemaah haji.
Salah satu jemaah, Nari Toyan, mengaku sangat bahagia karena telah menunggu lebih dari sepuluh tahun untuk bisa berangkat haji.
“Saya sangat menyebut momen ini sebagai puncak harapan dan doa yang selama ini dipanjatkan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan