Lumajang, yang memiliki sejarah panjang kini menginjak usia yang ke 768 tahun. Patih Nambi, putra Arya Wiraraja, menjadi tokoh kunci dalam sejarah Lamajang yang tercatat dalam Babad Pararaton dan Kidung Harsa Wijaya. Menurut sejarawan, Nambi lahir di Lamajang kemudian mengikuti jejak ayahnya dalam pengabdian pada kerajaan Singosari dan mendapatkan pendidikan di ibu kota.
Sebagai penasehat Wangsa Rajasa, Patih Nambi menjadi pengikut setia Raden Wijaya, pemimpin muda dari wangsa keturunan Ken Arok dan Ken Dedes. Saat terjadi kekacauan akibat gugurnya Raja Kertanegara, Raden Wijaya menjadi buronan Jayakatwang, dan tidak ada pejabat Singosari yang berani menerima dia. Nambi memainkan peran penting dengan mencari perlindungan pada ayahnya, Arya Wiraraja, yang saat itu menjabat sebagai Adipati Sumenep.
Baca juga: Molen, Lamadjang Tigang Juru, dan Bola Voli: Jejak Sejarah yang Hidup di Turnamen Lumajang
Dengan bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan sebuah tanah di hutan Terik. Pembukaan hutan ini melibatkan orang-orang Madura, membentuk desa bernama Majapahit. Nambi juga berperan penting saat tentara kekaisaran Mongol menyerang Jawa, menyediakan pasukan Madura dan dukungan keuangan untuk merebut kembali Singosari dari Jayakatwang.
Setelah kekalahan Jayakatwang dan penyingkiran tentara Mongol, terbentuk dua kerajaan besar yakni Majapahit dan Lamajang Tigang Juru, Arya Wiraraja sebagai pemimpinnya. Raja Majapahit kemudian mengangkat Nambi menjadi Patih Majapahit, sementara Ronggolawe, putra Arya Wiraraja lainnya, menjadi Adipati Tuban.
Konflik internal Majapahit setelah Nambi menjadi Mahapatih
Namun, konflik muncul ketika Nambi menjadi Patih, menimbulkan perang antara Tuban dan Majapahit yang berakhir dengan gugurnya Ronggolawe pada tahun 1295 Masehi.
Patih Nambi dikenal sebagai sosok pendiam, lemah lembut, dan setia kawan. Ia ahli administrasi ulung, membuat Raden Wijaya mengangkatnya sebagai Patih Majapahit. Namun, setelah Raden Wijaya wafat, posisinya digoyang oleh Ramapati atau Halayudha. Pada saat Arya Wiraraja sakit, Nambi pulang ke Lamajang untuk menjenguk Ayahnya. Ramapati melaporkan ke Raja bahwa Nambi menolak kembali ke Majapahit, memicu fitnah terhadap Patih Nambi bahwa Nambi hendak memberontak.
Pada tahun 1316 Masehi, Arya Wiraraja meninggal, dan raja Jayanagara menyerang Lamajang Tigang Juru. Nambi melakukan perlawanan sengit, tetapi akhirnya gugur dalam serangan yang melibatkan panglima Majapahit. Setelah kematiannya, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Lamajang Tigang Juru, termasuk keluarga Patih Nambi. Kisah kepahlawanan dan pengabdian Patih Nambi menjadi bagian penting dalam sejarah Lumajang Tigang Juru, menandai perjuangan melawan penindasan dan pengkhianatan.
sumber : rc-org.com
Tinggalkan Balasan