Lensawarta – Majelis Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah mengesahkan sebuah resolusi yang mendesak untuk segera menghentikan pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas di wilayah Gaza, Palestina. Langkah ini diambil menyusul keputusan Amerika Serikat untuk tidak memberikan suara (abstain).
Diberitakan oleh CNN pada hari Senin (25/3), resolusi yang diusulkan oleh sepuluh anggota tidak tetap DK PBB ini bersifat mengikat dan meminta agar gencatan senjata dilaksanakan secepatnya selama bulan Ramadan, serta menyerukan pembebasan tawanan secara langsung dan tanpa prasyarat, termasuk seruan mendesak untuk meningkatkan distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menegaskan bahwa tidak ada alasan yang dapat diterima untuk tidak menjalankan resolusi ini.
Baca Juga: Begini Warga Palestina Mengamalkan Ibadah Puasa Di Tengah Kondisi Perang
“Resolusi penting terkait situasi di Gaza yang menuntut penghentian konflik dan pembebasan tawanan tanpa penundaan telah disetujui oleh Dewan Keamanan. Tindakan untuk melaksanakan resolusi ini harus segera diambil. Tidak ada toleransi untuk kegagalan,” ujar Guterres melalui platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Tindakan abstain oleh Amerika Serikat telah memicu reaksi keras dari Israel, yang berujung pada pembatalan kunjungan dua penasihat senior Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Amerika Serikat, menurut sumber dari pejabat Israel.
Sebelumnya, Amerika Serikat telah menggunakan hak veto mereka terhadap resolusi yang serupa, yang juga menyerukan gencatan senjata. Namun, pada hari Jumat (22/3), AS mengajukan rancangan resolusi mereka sendiri yang terkait dengan pembebasan tawanan, yang akhirnya gagal setelah mendapat veto dari Rusia dan China.
Keputusan AS untuk tidak memberikan suara kali ini memungkinkan resolusi tersebut untuk disahkan, dengan dukungan dari 14 anggota lain dari total 15 anggota dewan.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyatakan bahwa meskipun resolusi terkini ini memuat beberapa perubahan yang diinginkan oleh AS, pihaknya tidak dapat mendukung sepenuhnya karena adanya beberapa poin yang tidak disetujui.
Pemungutan suara yang dilakukan oleh PBB pada hari Senin berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan akibat operasi militer Israel di kota Rafah, bagian selatan Gaza.
Amerika Serikat telah mendesak Israel untuk memberikan penjelasan tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk melindungi sekitar 1,4 juta warga Palestina di selatan Gaza yang mencari perlindungan, menjelang serangan yang diperkirakan akan terjadi, yang menurut AS merupakan tindakan yang keliru.
Pasukan Israel terus melakukan serangan di berbagai daerah di Gaza selama bulan Ramadan, yang mengakibatkan kematian 52 orang dalam waktu 24 jam.
Seperti dilaporkan oleh Al Jazeera pada hari Senin (25/3), serangan pasukan Israel di Deir El Balah, pusat Gaza, telah menewaskan 22 orang.
Serangan lainnya di Rafah, bagian selatan Gaza, telah merenggut nyawa 30 orang.
Selama lima bulan serangan Israel ke Palestina, lebih dari 32 ribu warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah menjadi korban jiwa. Kondisi di Gaza semakin memburuk dengan kekurangan bantuan kemanusiaan dan fasilitas medis yang layak.
Israel telah melakukan serangan besar-besaran terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan kamp pengungsian.
Tinggalkan Balasan