Sidang Isbat Idul Fitri Dilakukan 29 Maret 2025, Kemenag Beberkan Alasan Tak Ada Pantauan Hilal di Bali - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Nasional · 19 Mar 2025 17:42 WIB ·

Sidang Isbat Idul Fitri Dilakukan 29 Maret 2025, Kemenag Beberkan Alasan Tak Ada Pantauan Hilal di Bali


 Sidang Isbat Idul Fitri Dilakukan 29 Maret 2025, Kemenag Beberkan Alasan Tak Ada Pantauan Hilal di Bali Perbesar

Lensa Warta – Pemerintah akan mengumumkan 1 Syawal 1446 Hijriah yang menjadi penanda umat muslim Indonesia bisa merayakan Idul Fitri pada 29 Maret 2025.

Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan bahwa sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah akan dilakukan pada 29 Maret 2025.

Proses sidang isbat akan dimulai pukul 16.30 WIB dengan seminar posisi hilal di awal Syawal 1446 Hijriah.

Selanjutnya, sidang tertutup untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah dilaksanakan mulai pukul 18.45 WIB.

Hasil dari sidang akan diumumkan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar lewat konferensi pers.

Untuk pelaksanaan sidang isbat ini, Kemenag akan melakukan pemantauan rukyatul hilal di 33 provinsi di Indonesia.

Rukyatul hilal ini untuk melengkapi data hisab atau astronomi dalam menentukan awal Syawal 1446 Hijriah.

Seperti yang diketahui, bahwa pemerintah melalui Kemenag menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pemantauan langsung).

Menurut penjelasan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB.

Data tersebut kemudian dicocokkan dengan pantauan langsung pada kemunculan bulan sabit yang menunjukkan pergantian bulan baru.

“Rukyat sejalan sunnah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa,” kata Abu Rokhmad saat memimpin rapat persiapan sidang isbat di kantor pusat Kemenag, Jakarta pada Selasa, 18 Maret 2025.

“Sebagaimana awal Ramadhan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” imbuhnya.

Proses melihat hilal ini dilakukan dengan mata langsung atau menggunakan alat optik yang sesuai.

Untuk tahun ini, Abu Rokhmad menyatakan bahwa Kemenag tidak akan menggelar pantauan hilal di Bali.

“Di Provinsi Bali dalam suasana Nyepi, sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” jelasnya.

Umat Hindu di Indonesia yang banyak tinggal di Bali akan merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1947 bertepatan pada 29 Maret 2025.
*

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Karangtaruna Diminta Bangun Kemandirian Ekonomi Desa

15 November 2025 - 14:42 WIB

Menjelang Tahun Baru, Buper Glagaharum Lumajang Jadi Primadona Wisata Camping di Kaki Semeru

13 November 2025 - 00:21 WIB

1.700 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Laga Arema FC vs Persija di Stadion Kanjuruhan

8 November 2025 - 11:57 WIB

Gunung Semeru Erupsi, Polres Lumajang Pastikan Seluruh Unsur Siaga Hadapi Potensi Bencana

5 November 2025 - 13:09 WIB

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Trending di Nasional