Lensa Warta – Awal puasa tahun 2025 di Indonesia kerap menjadi perbincangan masyarakat, khususnya bagi umat muslim yang masih tampak kebingungan untuk melihat kapan jelasnya 1 Ramadhan 1446 dimulai.
Slamet Hambali, Badan Hisab Rukyat Nasional Kemenag RI mengungkapkan ada berbagai macam kendala mengapa sidang isbat berlangsung agak lama dari biasanya.
Ia mengatakan jika sidang isbat tersebut sedang menunggu laporan dari berbagai daerah yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari barat hingga timur.
Tak hanya itu, ia pun membeberkan terkait hal apa yang menjadi acuan akan ditetapkannya 1 Ramadhan 2025 tersebut.
“Memang sidang isbat agak lama itu melaporkan dari mana-mana, yang penting itu yang melihat (hilal) yang akan disebutkan dari mana, siapa (yang melihat atau melakukan observasi), ya sudah, itu yang menjadi acuan, seperti itu,” ucapnya.
Di samping itu, Slamet juga mengungkapkan bahwa orang yang memiliki ilmu astronomi-lah yang biasanya akan melakukan observasi mengenai terlihat atau tidaknya hilal.
Baca juga: https://www.lensawarta.com/bunda-indah-siap-bawa-arahan-presiden-prabowo-untuk-masyarakat-lumajang/
“Orang yang mempunyai ilmu astronomi yang biasanya akan melakukan (observasi), dia tidak hanya mengandalkan pengamatan tetapi juga mengetahui terkait dengan hilal yang sebenarnya dimana, kemudian juga bisa memanfaatkan teleskop untuk mengarahkan pada posisi hilal tersebut, seperti itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kyai berkebangsaan Indonesia itu pun juga mengatakan jika siapa saja boleh ikut melihat teleskop yang digunakan untuk memeriksa hilal meski tidak memiliki ilmu astronomi.
“Tapi siapa saja boleh ikut meski tidak memiliki ilmu astronomi,” pungkas Slamet.
Namun, kini telah ditetapkan langsung oleh Nasaruddin Umar, Menteri Agama Republik Indonesia dalam konferensi pers usai diadakannya sidang isbat pada Jumat, 28/2/2025 malam ini.
Ia mengungkapkan kendala yang menjadi alasan mengapa penyampaian hilal tersebut berlangsung agak mundur dari jam ditetapkannya, yakni 19.05 WIB.
“Agak sedikit mundur penyampaian ini karena kita menunggu laporan dari Indonesia bagian barat. Karena hanya itu yang memenuhi persyaratan untuk rukyat, dilihat dari sudut elongasi dan dilihat dari segi ketinggian hilal,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan bahwa hilal telah ditemukan dan dilihat di provinsi Aceh, disaksikan oleh dua orang ahli astronomi Aceh yang juga telah disumpah oleh hakim.
Baca juga: https://www.lensawarta.com/bupati-lumajang-ikuti-retret-bunda-indah-kita-susun-rpjmd/
“Ternyata ditemukan hilal di provinsi paling barat dari Aceh, sudah disumpah juga oleh hakim,” ujarnya.
Dari informasi tersebut, maka Nasaruddin Umar membeberkan jika awal puasa Ramadhan 1446 H ditetapkan besok pada tanggal 1 Maret 2025.
“Dengan demikian dua orang yang menyaksikan hilal itu ditambah dengan pengukuhan oleh hakim agama setempat, maka diputuskan dalam sidang bahwa 1 Ramadhan ditetapkan besok, insyaallah tanggal 1 Maret 2025, bertepatan 1 Ramadhan 1446 H,” pungkasnya.(*)
Penulis: Regina Berliane Febe Hasean
Tinggalkan Balasan