Lensawarta – Hujan lebat yang terus menerus mengguyur Lumajang dari siang hingga malam telah memicu banjir lahar dingin yang meluas di beberapa daerah. Akibatnya, penduduk di wilayah Kecamatan Candipuro terpaksa mencari perlindungan di lokasi evakuasi, dan infrastruktur vital seperti jembatan mengalami kerusakan.
Pemantauan dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru menunjukkan bahwa amplitudo getaran banjir telah melebihi batas maksimum, dengan catatan “overscale”. Tercatat pada pukul 18.30 WIB, amplitudo berada pada angka 35 mm dan meningkat menjadi 40 mm hanya dalam dua menit, kemudian stabil di angka tersebut.
Baca Juga: Waspada!! Update Terkini Prakiraan Cuaca Lumajang 19 April 2024, Potensi Hujan Lebat Lagi
Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun), dalam kunjungannya ke area yang terkena dampak pada malam hari tanggal 18 April 2024, telah mengumumkan periode tanggap darurat untuk menghadapi bencana lahar dingin Semeru.
“Kami akan mengadakan pertemuan besok untuk menetapkan status tanggap darurat dan akan segera membentuk komando tugas khusus. Saya telah meminta Sekretaris Daerah untuk memimpin koordinasi, dengan melibatkan lembaga-lembaga seperti BPBD, Dishub, Dinas Sosial, Dinas PUTR, serta TNI-POLRI, agar kita dapat bekerja sama mengatasi keadaan darurat ini,” ujar Yuyun setelah peninjauan.
Beliau juga menyatakan bahwa posko tanggap darurat telah dibuka di Kantor BPBD Lumajang dan posko-posko darurat lainnya akan didirikan di lokasi-lokasi yang terkena bencana, termasuk di Pronojiwo, Kebondeli, dan Jugosari.
“Kami telah mendirikan divisi tanggap darurat di kantor BPBD, yang akan fokus pada tiga kecamatan yang paling terpengaruh: Pasirian, Candipuro, dan Pronojiwo,” lanjut Yuyun.
Tinggalkan Balasan