Lumajang, – Menteri Pertanian Amran Sulaiman melontarkan kritik pedas terhadap peran Bulog sebagai lembaga penyangga pangan dalam kunjungannya ke Lumajang.
Ia mempertanyakan kehadiran Bulog di tengah persoalan klasik produksi padi yang berjalan tanpa koordinasi dan merugikan petani.
Hal itu disampaikan ketika dirinya melakukan kunjungan kerja
“Padi dibiarkan jalan sendiri, ada Bulog nggak? Ada Bulog? Nggak ada? Hadir,” ujar Amran dengan nada menyindir, Selasa (10/6/25).
Pernyataan ini mengindikasikan kekecewaan Amran terhadap Bulog yang dianggap kurang berperan dalam menstabilkan produksi dan harga beras di tingkat petani.
Amran menekankan bahwa kunci menggerakkan pertanian Indonesia sangat sederhana, yaitu memberikan ruang bagi petani untuk mendapatkan keuntungan.
“Gampang Pak, mudah sekali. Apa itu? Beri ruang petani untung, jangan dibiarkan jalan sendiri,” tegasnya.
Menurutnya, kesejahteraan petani berbanding lurus dengan kekuatan negara.
“Petani rugi, negara rugi. Benar nggak? Nah, itu tugas intansi terkait,” kata Amran.
Istilah “DEP” yang dilontarkan Amran merujuk pada dukungan dan perhatian penuh dari pemerintah kepada petani. Ia menekankan bahwa petani perlu diperkuat agar tidak terjebak dalam kerugian dan ketergantungan pada pinjaman modal (KUR).
“Tapi petani untung itu pemerintah pilih under DEP. Tapi perkuat mereka. Kenapa? Dia tidak berproduksi. Dan yang lebih parah adalah kalau dia pinjam kurung. Rugi, pendapatannya pas-pasan, rugi, mana mau tanam kembali,” jelas Amran.
Amran mengingatkan bahwa mengabaikan petani sama dengan mengabaikan kekuatan negara. “Kalau negara mau kuat, perkuat petani, perkuat rakyat. Jadi jangan abaikan. Bila perlu, Bapak DEP saja,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan