Banyuwangi, – Anggota Komisi IV DPRD Banyuwangi, Zamroni SH, menyatakan dukungannya terhadap penggunaan material pabrikasi seperti U-Ditch dan Box Culvert dalam proyek infrastruktur pemerintah. Menurutnya, material pabrikasi memiliki peran penting dalam mempercepat pengerjaan proyek, meningkatkan kualitas hasil, serta menjamin keawetan bangunan.
“Material pabrikasi sangat relevan terutama untuk proyek-proyek di perkotaan yang aktivitas masyarakatnya padat dan sibuk,” ujar Zamroni saat ditemui di kantor DPRD Banyuwangi, Rabu (2/7/25).
Meski mendukung penggunaan material pabrikasi, Zamroni menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas bahan yang digunakan. Ia mengingatkan agar bahan baku pembuatan seperti beton dan material pendukung lainnya diperiksa secara berkala dan dipastikan sesuai spesifikasi teknis serta harga satuan yang berlaku.
“Misalnya U-Ditch biasanya memiliki harga satuan antara Rp550 ribu hingga Rp800 ribu, sedangkan Box Culvert berkisar antara Rp600 ribu sampai Rp1 juta. Maka bahan yang digunakan harus benar-benar setara dengan harga tersebut,” jelas politisi dari Partai NasDem ini.
Zamroni mengungkapkan bahwa selama ini pengawasan kualitas material pabrikasi belum maksimal karena belum ada mekanisme pengecekan berkala yang transparan dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pengawasan dari DPRD dan masyarakat.
“Harapan kami, agar anggaran pemerintah bisa dioptimalkan dengan efisien, pengecekan kualitas material harus dilakukan secara rutin dan terbuka. Jika perlu, melibatkan fungsi pengawasan dewan dan perwakilan masyarakat agar tidak ada penyimpangan,” tambahnya.
Selain aspek teknis, Zamroni juga mengingatkan agar penggunaan material pabrikasi tidak diterapkan secara menyeluruh di semua proyek infrastruktur. Ia menegaskan pentingnya tetap mengutamakan metode pengerjaan konvensional yang melibatkan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
“Ekonomi saat ini sedang sulit, dan lapangan kerja harus tetap menjadi prioritas utama untuk menjaga daya beli masyarakat,” tegas Zamroni yang juga menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi.
Menurutnya, proyek-proyek di daerah pedesaan, khususnya yang berada di area persawahan, sebaiknya tidak menggunakan material pabrikasi. Hal ini tidak hanya untuk menjaga kelestarian ekosistem, seperti keberlangsungan habitat cacing dan belut yang penting bagi kesuburan tanah, tetapi juga untuk membuka peluang kerja bagi warga setempat.
“Pengerjaan proyek di pedesaan harus melibatkan masyarakat agar manfaat ekonomi langsung dirasakan. Selain itu, kelestarian lingkungan juga harus menjadi pertimbangan utama,” ujarnya.
Zamroni menegaskan bahwa kualitas material sangat menentukan daya tahan dan keawetan infrastruktur yang dibangun. Jika bahan baku tidak memenuhi standar, maka hasil akhir proyek juga akan mudah rusak dan tidak tahan lama.
“Beton pabrikasi yang kualitasnya buruk akan berakibat fatal pada bangunan. Oleh karena itu, monitoring dan pengawasan harus dilakukan secara konsisten dan transparan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan