Jember, – Aroma tembakau yang menguar di sepanjang jalan utama Jember selama bulan Juli bukan sekadar pertanda musim panen, tetapi menjadi penanda penting bagi kebangkitan identitas lokal, Cerutu Jember Pertanian.
Melalui penyelenggaraan Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) 2025 yang telah memasuki edisi ke-7, komoditas berbasis pertanian ini bertransformasi menjadi simbol kebanggaan budaya sekaligus kekuatan ekonomi daerah.
Mengusung tema Savoring Tradition, Embracing the Future, JKCI 2025 tak hanya memamerkan hasil lintingan terbaik dari tangan-tangan terampil para perajin cerutu, tetapi juga menampilkan ekosistem yang membentuknya mulai dari kebun tembakau, proses pengolahan, hingga kreasi produk hasil kolaborasi dengan pelaku industri kreatif.
Baca juga: Tanpa SK Biru, Reforma Agraria di Jember Jalan di Tempat
“Festival ini adalah panggung utama untuk menempatkan Cerutu Jember dalam peta budaya dan ekonomi global,” ujar Komisaris BIN, Ir. H. Febrian Ananta Kahar, dalam sambutannya di pembukaan acara puncak JKCI, Sabtu (12/7/25).
Ia menekankan pentingnya membangun jejaring antar pelaku industri agar Cerutu Jember tak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga menjadi komoditas unggulan ekspor.
Baca juga: Pemerintah Kucurkan Rp12 Triliun untuk Infrastruktur Pertanian, Jember Jadi Prioritas
Selama festival berlangsung, pengunjung diajak menyusuri jejak produksi cerutu dari hulu hingga hilir. Kegiatan seperti tur ke lahan tembakau, kunjungan ke gudang fermentasi, hingga diskusi nasional mengenai penguatan ekosistem tembakau, menjadi bagian dari upaya mendekatkan masyarakat terhadap narasi yang selama ini tersembunyi di balik kepulan cerutu, kerja keras, warisan teknik, dan kekayaan alam.
“Cerutu Jember bukan sekadar produk, melainkan representasi dari tradisi dan ketekunan. JKCI adalah bentuk selebrasi sekaligus strategi promosi kolektif,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember, Sri Yuliati.
Tinggalkan Balasan