TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Nasional · 7 Agu 2025 19:13 WIB ·

TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang


 TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang Perbesar

Lumajang, – Menjelang panen, kandungan Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA) dalam tembakau Lumajang meningkat, menjadi ancaman serius bagi para petani setempat.

TSNA adalah senyawa karsinogenik yang terbentuk selama proses pengeringan tembakau dan dapat menurunkan kualitas tembakau secara drastis. Kondisi ini membuat hasil panen berisiko ditolak oleh perusahaan pembeli.

Manager Agronomi PT Aliance One Indonesia, Sumitro, menjelaskan bahwa proses pengeringan yang kurang optimal menjadi faktor utama tingginya kadar TSNA.

Sirkulasi udara yang buruk di gudang pengeringan menyebabkan daun tembakau tidak kering sempurna, sehingga kandungan TSNA meningkat.

Baca juga: Dua Motor Mahasiswa Dicuri, Unej Tarik Peserta KKN dari Desa Alun-alun Lumajang

“Tempat pengeringan yang tidak memadai membuat tembakau menjadi ‘ayem’, atau tidak renyah, sehingga pabrik tidak mau menerima,” katanya, Kamis (7/8/25).

Penolakan hasil panen ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi petani, tetapi juga berpotensi memutuskan hubungan kemitraan dengan pabrik, yang menjadi sumber penghidupan utama mereka.

Sebagai langkah mitigasi, PT Aliance One bersama para petani mitra mengubah desain gudang pengeringan agar sejajar dengan arah angin, guna meningkatkan sirkulasi udara dan menurunkan kadar TSNA.

Selain itu, edukasi mengenai teknik penyimpanan tembakau pasca-pengeringan turut digencarkan untuk menjaga kualitas hasil panen.

Baca juga: Evaluasi Sound Horeg di Lumajang, Bupati: Harus Duduk Bareng dengan Kapolres

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang, Dwi Wahyono, menyebutkan bahwa masalah infrastruktur menjadi akar persoalan utama.

Dari total luas tanaman tembakau seluas 1.220 hektare, fasilitas gudang pengeringan yang memadai hanya tersedia untuk sebagian kecil lahan. “Jumlah gudang yang dibutuhkan jauh lebih banyak dari yang ada sekarang,” katanya.

Selain itu, cuaca yang tidak menentu memperburuk kualitas tanaman, menyebabkan sekitar 20 persen tembakau tumbuh tidak normal dan meningkatkan risiko terbentuknya TSNA. Dwi menegaskan perlunya peran aktif pemerintah dalam menyediakan bantuan fasilitas dan pembiayaan bagi petani.

“Tanpa dukungan tersebut, kami khawatir kerugian besar menanti petani, dan kualitas bahan baku bagi industri tembakau akan menurun,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Karangtaruna Diminta Bangun Kemandirian Ekonomi Desa

15 November 2025 - 14:42 WIB

1.700 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Laga Arema FC vs Persija di Stadion Kanjuruhan

8 November 2025 - 11:57 WIB

Gunung Semeru Erupsi, Polres Lumajang Pastikan Seluruh Unsur Siaga Hadapi Potensi Bencana

5 November 2025 - 13:09 WIB

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

31 Oktober 2025 - 10:50 WIB

Trending di Nasional