TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat

Nasional · 7 Agu 2025 19:13 WIB ·

TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang


 TSNA Mengancam Hasil Panen dan Kemitraan Petani Tembakau Lumajang Perbesar

Lumajang, – Menjelang panen, kandungan Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA) dalam tembakau Lumajang meningkat, menjadi ancaman serius bagi para petani setempat.

TSNA adalah senyawa karsinogenik yang terbentuk selama proses pengeringan tembakau dan dapat menurunkan kualitas tembakau secara drastis. Kondisi ini membuat hasil panen berisiko ditolak oleh perusahaan pembeli.

Manager Agronomi PT Aliance One Indonesia, Sumitro, menjelaskan bahwa proses pengeringan yang kurang optimal menjadi faktor utama tingginya kadar TSNA.

Sirkulasi udara yang buruk di gudang pengeringan menyebabkan daun tembakau tidak kering sempurna, sehingga kandungan TSNA meningkat.

Baca juga: Dua Motor Mahasiswa Dicuri, Unej Tarik Peserta KKN dari Desa Alun-alun Lumajang

“Tempat pengeringan yang tidak memadai membuat tembakau menjadi ‘ayem’, atau tidak renyah, sehingga pabrik tidak mau menerima,” katanya, Kamis (7/8/25).

Penolakan hasil panen ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi petani, tetapi juga berpotensi memutuskan hubungan kemitraan dengan pabrik, yang menjadi sumber penghidupan utama mereka.

Sebagai langkah mitigasi, PT Aliance One bersama para petani mitra mengubah desain gudang pengeringan agar sejajar dengan arah angin, guna meningkatkan sirkulasi udara dan menurunkan kadar TSNA.

Selain itu, edukasi mengenai teknik penyimpanan tembakau pasca-pengeringan turut digencarkan untuk menjaga kualitas hasil panen.

Baca juga: Evaluasi Sound Horeg di Lumajang, Bupati: Harus Duduk Bareng dengan Kapolres

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang, Dwi Wahyono, menyebutkan bahwa masalah infrastruktur menjadi akar persoalan utama.

Dari total luas tanaman tembakau seluas 1.220 hektare, fasilitas gudang pengeringan yang memadai hanya tersedia untuk sebagian kecil lahan. “Jumlah gudang yang dibutuhkan jauh lebih banyak dari yang ada sekarang,” katanya.

Selain itu, cuaca yang tidak menentu memperburuk kualitas tanaman, menyebabkan sekitar 20 persen tembakau tumbuh tidak normal dan meningkatkan risiko terbentuknya TSNA. Dwi menegaskan perlunya peran aktif pemerintah dalam menyediakan bantuan fasilitas dan pembiayaan bagi petani.

“Tanpa dukungan tersebut, kami khawatir kerugian besar menanti petani, dan kualitas bahan baku bagi industri tembakau akan menurun,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dukung Konsentrasi Atlet, Percasi Lumajang Tawarkan 14 Penginapan Strategis dan Nyaman

30 September 2025 - 15:18 WIB

Turis Cina Cedera di Tumpak Sewu, diurut Sangkal Putung Lumajang

30 September 2025 - 09:38 WIB

Bom Waktu di Jalur Rel, 122 Perlintasan KA di Daop 9 Tak Terjaga

28 September 2025 - 12:23 WIB

Hadiah Rp50 Juta, Daftar Gratis! Bupati Cup Catur 2025 Siap Ramaikan Lumajang

26 September 2025 - 12:45 WIB

Gunung Semeru Erupsi Empat Kali Sejak Dini Hari, Kolom Letusan Capai 700 Meter

22 September 2025 - 11:32 WIB

Pemerintah Siapkan Jembatan Semi Permanen, Harapan Baru untuk Warga Empat Desa Lumajang

20 September 2025 - 15:08 WIB

Trending di Nasional