Dua Tahun Menurun, Produksi Garam Pasuruan Alami Penurunan Hingga 15 Ribu Ton - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Bisnis · 15 Agu 2025 20:45 WIB ·

Dua Tahun Menurun, Produksi Garam Pasuruan Alami Penurunan Hingga 15 Ribu Ton


 CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 90? Perbesar

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 90?

Pasuruan, – Produksi garam di Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut. Data dari Dinas Perikanan mencatat, total produksi garam pada tahun 2023 mencapai 16.709,39 ton, namun di tahun 2024 turun menjadi 15.225,39 ton.

Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Soegeng Soebijanto, menjelaskan bahwa penurunan produksi tersebut disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu.

Ia menyebut bahwa tahun ini Indonesia, termasuk Kabupaten Pasuruan, mengalami kemarau basah yang cukup panjang, sehingga sangat berpengaruh terhadap proses produksi.

Baca juga: 877 Polisi RW Diterjunkan, Polres Pasuruan Perkuat Kehadiran Polri di Tengah Warga

“Sebenarnya di bulan Juni-Juli itu idealnya sudah mulai panen. Tapi karena cuacanya tidak mendukung, bulan Juli kemarin baru selesai persiapan lahan dan meja garam,” katanya, Jumat  (15/8/25).

Memasuki bulan Agustus 2025, para petambak garam di wilayah Pasuruan baru memulai tahapan persiapan air tua yaitu lapisan air yang paling atas dan menjadi bahan baku utama dalam proses pembuatan garam.

Soegeng menjelaskan bahwa kondisi iklim yang tidak stabil membuat jadwal produksi mundur dari waktu normal. Akibatnya, hasil panen garam pun tidak optimal.

Baca juga: Mulai 2026, Warga Kota Malang dengan PBB di Bawah Rp30 Ribu Dibebaskan Bayar Pajak

“Kita tidak bisa menetapkan target tahunan, karena semuanya tergantung cuaca,” ucapnya.

Meski produksi mengalami keterlambatan, Soegeng tetap optimis produksi garam di 224 hektare tambak garam yang tersebar di empat kecamatan potensial yaitu Bangil, Kraton, Rejoso, dan Lekok masih bisa digenjot dalam sisa musim kemarau.

“Kita harapkan di bulan-bulan ini hasilnya bisa maksimal sebelum musim penghujan datang,” imbuhnya.

Untuk membantu petambak meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur telah memberikan bantuan geo membran kepada Kelompok Tani Tambak Sari Laut di Desa Raci, Kecamatan Bangil.

Bantuan tersebut disalurkan pada Juli 2025, memungkinkan kelompok tani mempersiapkan produksi lebih awal dibanding metode tradisional.

“Kalau pakai geo membran, kualitas garam jauh lebih baik dan harga jualnya juga meningkat, bisa antara Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram,” terang Soegeng.

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tak Hanya Urus Industri Besar, Kadin Kini Jadi Motor Penggerak Ekonomi Kreatif di Lumajang

14 November 2025 - 20:04 WIB

Agus Setiawan: Banyak Konflik Royalti Terjadi karena Seniman Lupa Mengelola Karyanya

14 November 2025 - 19:48 WIB

Storytelling, Rahasia Konten Menarik Menurut Ketua Kadin Lumajang

12 November 2025 - 08:12 WIB

Ketua Kadin Lumajang, Kunci Sukses di Era Digital Adalah Konsistensi dan Branding Diri

11 November 2025 - 10:35 WIB

Kadin Lumajang Dorong Seniman Jadi Pengusaha Kreatif Mandiri

10 November 2025 - 21:36 WIB

890 Konten Kreator Naungan PT Semeru Anugerah Media, Lumajang Tunjukkan Kekuatan Ekonomi Digital

10 November 2025 - 20:56 WIB

Trending di Bisnis