Batik Peneleh, Warisan Budaya Kontemporer yang Menggerakkan Ekonomi Kreatif Surabaya - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Arak-Arakan Becak Listrik Lansia Jadi Simbol Pembangunan Humanis Lumajang 100 Becak Listrik Hadiah Presiden: Napas Baru untuk Pengayuh Becak Lumajang yang Mulai Sepuh Transformasi Digital Tak Cukup dengan Infrastruktur: “Kuncinya Ada pada Pemanfaatan yang Efektif” Atlet Disabilitas Lumajang Bikin Sejarah: Sabet 3 Emas dan 1 Perak di Keparprov Jatim 2025 Cuaca Ekstrem Masih Mengancam, Pemerintah Perkuat Mitigasi Berbasis Informasi Resmi di Kawasan Lahar Semeru

Nasional · 14 Des 2025 11:01 WIB ·

Batik Peneleh, Warisan Budaya Kontemporer yang Menggerakkan Ekonomi Kreatif Surabaya


 Batik Peneleh, Warisan Budaya Kontemporer yang Menggerakkan Ekonomi Kreatif Surabaya Perbesar

Surabaya, – Di tengah pesatnya perkembangan Kota Pahlawan, Batik Peneleh kembali menjadi sorotan. Dikembangkan di kawasan Peneleh Heritage, batik ini bukan sekadar kerajinan, melainkan ikon budaya kontemporer yang memadukan sejarah lokal dengan peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat setempat.

Batik Peneleh lahir dari inisiatif revitalisasi kawasan Peneleh Heritage, salah satu kampung tertua di Surabaya. Meskipun kerajinan batik telah lama dikenal di Jawa Timur, Batik Peneleh dirancang khusus untuk mencerminkan identitas historis kawasan tersebut.

Resmi diperkenalkan pada 2022, batik ini digulirkan melalui program pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digagas pemerintah kota bersama berbagai elemen masyarakat hingga tingkat kelurahan.

Suminah (64), Ketua Pengurus UKM Batik Peneleh, menceritakan bagaimana program tersebut menjadi titik awal kesuksesan kelompok ibu-ibu setempat.

“Awalnya kami kaget, Pak Camat datang dan menawarkan modal untuk membatik. Kami para ibu-ibu di sini yang semula tidak punya keahlian membatik, langsung mendapat pelatihan intensif,” katanya, Minggu (14/12/2025).

Pelatihan singkat yang hanya berlangsung tiga hari itu langsung membuahkan hasil. “Kami langsung mendapat pesanan pertama, 60 lembar kain batik untuk pegawai kelurahan. Alhamdulillah, meski kami hanya berempat, pesanan itu selesai dalam tiga bulan,” tambahnya.

Kini, kelompok Batik Peneleh telah berkembang menjadi 10 ibu-ibu yang bekerja secara bergantian dalam proses membatik, mulai dari pembuatan pola, mencanting, hingga pewarnaan. Suminah menilai kolaborasi dengan pemerintah daerah sebagai peluang emas untuk menghidupkan ekonomi lokal dan melestarikan warisan budaya.

Batik Peneleh juga mulai dikenal luas di kalangan mahasiswa dan wisatawan. Mahasiswa aktif melakukan penelitian, membantu promosi, dan ikut mengembangkan strategi pemasaran, termasuk pembuatan poster dan materi edukasi. Hal ini menjadikan Batik Peneleh tidak hanya sebagai produk kerajinan, tetapi juga sebagai media edukasi budaya dan daya tarik wisata.

“Motif Batik Peneleh memadukan sejarah panjang Surabaya, mulai dari jejak Majapahit hingga masa pergerakan nasional, sehingga menjadi cendera mata yang diminati berbagai kalangan. Keberadaan batik ini diharapkan tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi komunitas lokal,” pungkas Suminah.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Semeru Terus Beraktivitas, 40 Gempa Letusan Tercatat dalam 6 Jam

14 Desember 2025 - 14:46 WIB

Arak-Arakan Becak Listrik Lansia Jadi Simbol Pembangunan Humanis Lumajang

14 Desember 2025 - 12:25 WIB

Gunung Semeru Catat 38 Letusan Asap, Status Level III Siaga

12 Desember 2025 - 15:26 WIB

Pantai dan Daerah Tinggi Jadi Sorotan, Peringatan Khofifah Jelang Puncak Libur Akhir Tahun

12 Desember 2025 - 15:13 WIB

Urip Iku Gawe Urup, Khofifah Ajak Warga Jatim Terus Menanam dan Jaga Daya Dukung Alam

12 Desember 2025 - 13:05 WIB

Pemkab Lumajang Siapkan Program Jangka Panjang untuk Pemulihan Ekonomi Melalui Budidaya Cacing Tanah

11 Desember 2025 - 08:31 WIB

Trending di Nasional