16 Korban Campak di Sumenep Tak Imunisasi akibat Hoaks

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Kesehatan dan Olah Raga · 25 Agu 2025 21:34 WIB ·

Hoaks Vaksin Jadi Penghalang, 16 Korban Campak di Sumenep Tak Pernah Imunisasi


 Sumber gambar: RRI.co.id Perbesar

Sumber gambar: RRI.co.id

Sumenep, Jawa Timur – Wabah campak yang melanda Kabupaten Sumenep sejak awal 2025 akhirnya ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hingga Agustus 2025, tercatat sudah 17 anak meninggal dunia akibat penyakit ini. Fakta mencengangkan muncul ketika Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengungkap, 16 dari 17 korban sama sekali tidak pernah menerima imunisasi, sementara satu anak lainnya hanya mendapat imunisasi tidak lengkap.

Baca juga: Wabah Campak Sumenep: 17 Anak Meninggal, Vaksinasi Ditolak dan Hoaks Jadi Penghalang

Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya vaksinasi sebagai perlindungan dasar anak. Sayangnya, di lapangan masih banyak masyarakat yang terpengaruh oleh hoaks vaksin. Beberapa orang tua menolak imunisasi karena percaya pada kabar palsu terkait efek samping dan isu kehalalan vaksin.

Sejumlah tenaga kesehatan di Sumenep mengaku menghadapi penolakan dari orang tua ketika menjalankan program vaksinasi. Alasannya beragam: mulai dari keyakinan bahwa campak hanyalah penyakit ringan, hingga kabar bohong di media sosial yang menyebut vaksin berbahaya atau tidak halal.

Kondisi semakin parah dengan kurangnya sosialisasi berbasis agama dan budaya. Banyak orang tua lebih percaya pada cerita dari lingkungan sekitar daripada keterangan resmi tenaga medis. Akibatnya, imunisasi anak dianggap tidak terlalu penting, padahal campak dapat memicu komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, bahkan kematian.

Menurut data Dinas Kesehatan Jatim, cakupan imunisasi campak tahun lalu hanya mencapai 72 persen, jauh dari target nasional 95 persen. Rendahnya capaian ini memperbesar risiko terjadinya outbreak campak seperti yang terjadi di Sumenep saat ini.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya melawan hoaks dan mengedukasi masyarakat. Ia bahkan menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat agar ikut menyampaikan pesan bahwa vaksin aman dan halal.

“Jangan sampai anak-anak menjadi korban karena informasi keliru. Campak bukan penyakit ringan, komplikasinya bisa sangat berbahaya,” tegas Khofifah.

Respons Cepat Pemerintah

Sebagai langkah tanggap darurat, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengirim 9.825 vial vaksin Measles Rubella (MR) untuk penanggulangan awal.

Selain vaksinasi, Pemprov juga menyiapkan on the job training (OJT) kajian epidemiologi KLB bagi seluruh puskesmas, serta koordinasi lintas Madura Raya dan Surabaya untuk mencegah penyebaran ke daerah lain.

“Target minimal 95 persen anak tervaksin agar terbentuk herd immunity,” tegas Khofifah, Sabtu (23/8) lalu.

Khofifah juga meminta masyarakat aktif meningkatkan kesadaran soal gejala campak dan pentingnya imunisasi.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Banjir Lumajang Picu Lonjakan Penyakit: Warga Rojopolo Keluhkan Diare dan Hipertensi

1 November 2025 - 11:33 WIB

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

31 Oktober 2025 - 10:50 WIB

MJO dan Gelombang Rossby Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

30 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Pemuda Pancasila Nyatakan Siap Dukung Pemerintahan Prabowo, Kawal Asta Cita untuk Kesejahteraan Rakyat

29 Oktober 2025 - 20:08 WIB

Trending di Nasional