Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang: Keamanan dan Karakter Bangsa Dibangun Bersama, Dimulai dari Akar Pariwisata Ramah Lingkungan dan Perlindungan Lahan Jadi Fokus Legislasi Baru Lumajang Tari Topeng Kaliwungu Tampil Kolosal, 500 Pelajar Lumajang Guncang Panggung Budaya Nusantara Tumpak Sewu Disiapkan Jadi Destinasi Global, SDM Lokal Jadi Pilar Utama Wamen Ni Luh Puspa: Tumpak Sewu Tak Hanya Indah, Tapi Menghidupi Masyarakat

Daerah · 28 Mei 2025 09:55 WIB ·

Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia


 Ketika Pemerintah Lumajang Menyapa Hingga ke Dapur Lansia Perbesar

Di sebuah rumah tua di Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, hidup seorang nenek bernama Buati. Ia tinggal sendirian di rumah berdinding lapuk dan atap bocor. Meski sudah lanjut usia, Buati menolak pindah ke Griya Lansia. Ia memilih tetap tinggal di rumah yang penuh kenangan.

Hari ini, suasana rumah Buati berubah. Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), datang langsung mengunjunginya. Pemerintah Kabupaten Lumajang resmi menetapkan rumah Buati sebagai penerima program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

“Rumah ini memang tidak layak, tapi Mbah Buati ingin tetap tinggal di sini. Itu keinginan yang harus kita hormati,” kata Bunda Indah.

Bantuan yang Menghargai Pilihan

Tidak hanya perbaikan fisik, Buati juga mendapatkan layanan makanan hangat dua kali sehari. Tim kesehatan rutin memeriksanya. Pemerintah tidak hanya memberi bantuan, tapi juga menghargai martabat dan pilihan hidup seorang warga lanjut usia.

“Kami hadir bukan hanya untuk memperbaiki rumah, tapi menjaga kehormatan beliau,” tegas Bunda Indah.

Kebijakan dengan Empati

Pemerintah menunjukkan pendekatan yang berbeda. Tidak sekadar data dan anggaran, tetapi juga sentuhan hati. Kunjungan ini menjadi bukti bahwa kebijakan bisa menyentuh sisi kemanusiaan jika dijalankan dengan empati.

Kisah Buati adalah cerminan bahwa kehadiran negara bisa terasa hingga ke dapur warga yang paling sederhana. Bukan hanya renovasi rumah, tetapi juga pengakuan terhadap hak untuk tetap tinggal di tanah kelahiran.

Di antara genteng yang diganti dan tembok yang diperbaiki, Buati mendapat sesuatu yang lebih penting: rasa dihargai dan diperhatikan. Bukan karena status sosialnya, tapi karena ia warga Lumajang yang tetap layak dipeluk oleh negara.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Zamroni SH Dorong Penggunaan Material Pabrikasi di Proyek Infrastruktur, Namun Tetap Prioritaskan Keterlibatan Masyarakat

2 Juli 2025 - 18:32 WIB

Pencarian Enam Nelayan Jember yang Hilang di Laut Puger Diperluas, Keluarga Gelar Doa Bersama

2 Juli 2025 - 15:20 WIB

Tembok Lapuk di Lantai 3 Pasar Besar Malang Ambruk, Seorang PKL Alami Luka Serius

2 Juli 2025 - 13:41 WIB

Pemkot Surabaya Terapkan Jam Malam untuk Lindungi Anak dari Risiko Negatif

2 Juli 2025 - 09:40 WIB

Ponpes Besuk Keluarkan Fatwa Haram untuk Penggunaan Sound Horeg

1 Juli 2025 - 18:28 WIB

Bupati Lumajang: Keamanan dan Karakter Bangsa Dibangun Bersama, Dimulai dari Akar

1 Juli 2025 - 16:11 WIB

Trending di Daerah