Lontong Osek Daging: Kuliner Pagi yang Menyimpan Cerita Kehangatan di Lumajang - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang: Keamanan dan Karakter Bangsa Dibangun Bersama, Dimulai dari Akar Pariwisata Ramah Lingkungan dan Perlindungan Lahan Jadi Fokus Legislasi Baru Lumajang Tari Topeng Kaliwungu Tampil Kolosal, 500 Pelajar Lumajang Guncang Panggung Budaya Nusantara Tumpak Sewu Disiapkan Jadi Destinasi Global, SDM Lokal Jadi Pilar Utama Wamen Ni Luh Puspa: Tumpak Sewu Tak Hanya Indah, Tapi Menghidupi Masyarakat

Ekonomi · 1 Jun 2025 15:49 WIB ·

Lontong Osek Daging: Kuliner Pagi yang Menyimpan Cerita Kehangatan di Lumajang


 Lontong Osek Daging: Kuliner Pagi yang Menyimpan Cerita Kehangatan di Lumajang Perbesar

Lumajang, – Di balik sejuknya pagi Lumajang, Jawa Timur, ada aroma yang selalu berhasil membangunkan semangat warga, wangi kuah santan dan rempah-rempah dari sepiring lontong osek daging.

Bukan sekadar menu sarapan, lontong osek daging telah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat Lumajang, menyatukan berbagai lapisan warga di satu meja sederhana.

Bagi masyarakat Lumajang, sarapan bukan hanya soal mengisi perut sebelum beraktivitas, melainkan juga momen untuk berbagi cerita, tawa, dan kehangatan.

Di Warung Osek Cak Bachroel, misalnya, suasana pagi selalu riuh dengan obrolan hangat para pelanggan setia. Di sini, setiap porsi lontong osek daging seolah menjadi tiket masuk ke dalam komunitas kecil yang penuh keakraban.

Lontong osek daging bukanlah menu baru. Konon, resepnya diwariskan dari generasi ke generasi, dengan sentuhan rempah-rempah khas Jawa Timur yang membuatnya berbeda dari lontong sayur pada umumnya.

Kuah santan yang gurih, daging sapi empuk, dan taburan serundeng serta kacang bubuk menciptakan harmoni rasa yang sulit dilupakan.

Bachroel, sang pemilik warung, menceritakan bahwa rahasia kelezatan lontong osek daging terletak pada kesabaran dalam mengolah daging dan rempah.

“Kami tidak pernah terburu-buru. Setiap potongan daging harus benar-benar empuk dan menyerap bumbu. Itulah sebabnya, pelanggan kami selalu kembali lagi,” katanya, Minggu (1/6/25).

Bagi para pendatang, pengalaman menyantap lontong osek daging di Lumajang adalah petualangan rasa yang seru.

Nia, seorang wisatawan kuliner, mengaku selalu menantikan pagi hari di Lumajang demi sepiring lontong osek daging.

“Ada sensasi nostalgia yang sulit dijelaskan. Rasanya seperti pulang ke rumah meski saya bukan orang sini,” kata Nia.

Tak hanya soal rasa, suasana warung yang sederhana dan keramahan para penjual menjadi nilai tambah tersendiri. Maria, pelanggan lainnya, bahkan menyebut sarapan di Warung Osek Cak Bachroel sebagai ritual wajib setiap kali berkunjung ke Lumajang.

“Bukan cuma makan, tapi menikmati suasana pagi di sini yang penuh kehangatan,” ungkapnya.

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Libur Panjang dan Porprov Jawa Timur Dorong Lonjakan Pengunjung di Malang, Sektor Kuliner dan Hiburan Jadi Primadona

1 Juli 2025 - 21:09 WIB

Tari Topeng Kaliwungu Tampil Kolosal, 500 Pelajar Lumajang Guncang Panggung Budaya Nusantara

1 Juli 2025 - 16:04 WIB

Wamen Ni Luh Puspa: Tumpak Sewu Tak Hanya Indah, Tapi Menghidupi Masyarakat

1 Juli 2025 - 15:59 WIB

PHRI Kota Malang: Gelaran Porprov Bawa Angin Segar bagi Industri Hotel dan UMKM Lokal

1 Juli 2025 - 10:38 WIB

Target 2025: Lumajang dan Jawa Timur Dorong Pergerakan 1,08 Miliar Wisatawan Nusantara

29 Juni 2025 - 23:13 WIB

Event Lumajang Dapat Dukungan Pendanaan dari Kemenparekraf: Stimulus Pariwisata Berkelanjutan

29 Juni 2025 - 20:56 WIB

Trending di Pariwisata