Lumajang, – Kisah Isma Wahidatul Janah, warga Desa Bodang, Kecamatan Padang, menjadi bukti nyata bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) tidak hanya berhenti sebagai bantuan sosial.
Ia berhasil graduasi dari PKH setelah lima tahun dan kini mandiri secara ekonomi berkat usaha kopi bubuk rumahan yang ia bangun sendiri.
Isma dulunya merupakan salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang membutuhkan dukungan untuk menghidupi keluarganya. Bantuan tersebut ia manfaatkan secara produktif, menjadi modal awal membeli biji kopi dan peralatan sederhana.
Baca juga: 223 Jemaah Umroh Asal Lumajang Diberangkatkan, Suasana Haru Warnai Pelepasan
“Awalnya hanya ingin menambah penghasilan keluarga. Bantuan PKH itu modal awal untuk beli alat dan bahan,” kata Isma saat ditemui di rumah produksinya.
Kini, usahanya berkembang. Kopi bubuk produksinya tidak hanya dikonsumsi warga sekitar, tetapi juga dipasarkan antar-desa. Aroma khas kopi Lumajang menjadi daya tarik utama produknya.
Baca juga: Brigpol Addiz dan Gerobak Kopi Harapan, Meracik Cita, Menyeduh Masa Depan
Prestasi Isma mendapat perhatian dari Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha) yang meninjau langsung usahanya dalam kunjungan ke Kecamatan Padang.
“Graduasi PKH bukan sekadar penghentian bantuan, tapi pengakuan bahwa KPM mampu mandiri dan memberi inspirasi bagi penerima lainnya,” kata Mas Yudha.
Pemerintah juga memberikan dukungan lanjutan berupa pelatihan kemasan dan manajemen usaha agar produk kopi Isma dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Bupati Bunda Indah menyebut, kisah Isma adalah cerminan keberhasilan program sosial yang tepat sasaran.
“KPM yang mandiri bukan lagi penerima bantuan, tetapi penggerak ekonomi lokal dan mentor bagi keluarga lain,” tegas Bunda Indah.
Tinggalkan Balasan