Banyuwangi, – Penutupan akses jalur Gumitir mulai menunjukkan dampak serius. Kamis pagi ini (24/7/25), kemacetan mengular sepanjang 30 kilometer dari Baluran hingga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Kemacetan parah ini menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total. Dua jalur yang seharusnya digunakan untuk arah berlawanan kini dipenuhi kendaraan yang semuanya mengarah ke pelabuhan.
Situasi ini semakin memburuk karena tidak ada rekayasa lalu lintas yang memadai.
Jhon Miswan, sopir bus jurusan Yogyakarta–Banyuwangi, menjadi salah satu korban macet. Ia terjebak di kawasan Galekan, Bajulmati, sejak pukul 04.30 WIB. Hingga pukul 08.37 WIB, bus yang dikemudikannya belum bergerak sama sekali.
Baca juga: Ditengah Kemacetan Ekstrem, Banyuwangi Tetap Gelar Tour de Ijen
“Ada beberapa penumpang yang memilih turun dan pulang menggunakan ojek,” ujar Jhon saat dihubungi.
Bus Jhon seharusnya tiba di Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 02.30 WIB dini hari tadi, jika melalui jalur Gumitir.
Namun karena jalur selatan ditutup, seluruh kendaraan dialihkan ke jalur pantura yang kini kewalahan menampung lonjakan volume kendaraan.
“Kami tidak bisa protes, ini mengikuti aturan. Tapi kondisinya memang tidak bisa bergerak sama sekali,” katanya.
Baca juga:Tingginya Plasi Bawang Merah di Probolinggo Jadi Sorotan, DPRD Minta Regulasi Tegas
Dari 35 penumpang yang ia bawa, hanya lima orang yang masih bertahan di dalam bus. Sisanya memilih mencari alternatif lain atau menunggu di luar kendaraan.
Situasi ini mendapat sorotan dari Ketua DPC Organda Kota Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso.
Ia mendesak pemerintah untuk segera mengevaluasi penutupan jalur Gumitir, yang dinilainya dilakukan tanpa kesiapan infrastruktur alternatif.
“Kami berharap penutupan bisa ditunda hingga ada kepastian akses menuju Ketapang,” tegas Tommy.
Menurutnya, kemacetan ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya pengetatan operasional di Pelabuhan Ketapang akibat inspeksi keselamatan dan pertimbangan cuaca. Kedua, karena lonjakan kendaraan yang dialihkan dari jalur selatan ke jalur pantura.
“Untuk alasan pertama, kami tidak keberatan karena menyangkut keselamatan penumpang,” jelas Tommy.
“Tapi untuk alasan kedua, seharusnya pemerintah sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas atau penambahan jalur alternatif. Kalau tidak siap, penutupan seperti ini justru merugikan semua pihak,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait soal rencana penanganan kemacetan di jalur Baluran–Ketapang. Sementara ribuan kendaraan masih mengantre dalam kondisi stagnan.
Tinggalkan Balasan