Sepanjang Bulan Januari Hingga September 2025, Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat Cold Storage Perkuat Rantai Pasok Pisang Lumajang ke Pasar Modern

Nasional · 17 Sep 2025 15:30 WIB ·

Sepanjang Bulan Januari Hingga September 2025, Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali


 Sepanjang Bulan Januari Hingga September 2025, Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Perbesar

Lumajang, – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga pertengahan September 2025, gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang ini telah mengalami 2.449 kali erupsi, menurut data resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Meski aktivitasnya sangat tinggi, Semeru masih berada pada status Level II (Waspada). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengingatkan bahwa status Waspada bukan berarti masyarakat bisa lengah.

“Dengan tingkat erupsi sebanyak itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada. Level II bukan berarti aman, tapi menunjukkan adanya potensi ancaman yang perlu terus dipantau,” ujar Muhari dalam keterangannya, Rabu (17/9/25).

Baca juga: Ranuyoso di Jalur Trans Jawa, Potensial Jadi Sentra Oleh-Oleh Buah Lumajang

Gunung Semeru dikenal sebagai salah satu gunung api teraktif di Indonesia, dan ancaman yang ditimbulkannya tidak hanya berupa guguran awan panas dan abu vulkanik, tetapi juga bahaya sekunder seperti banjir lahar dingin, terutama menjelang musim hujan.

Tiga daerah aliran sungai (DAS) yang paling berisiko terdampak banjir lahar dingin seperti, Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Sungai Besuk Lanang di Desa Supiturang, Pronojiwo, dan Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro.

Baca juga:Temuan 9 Kasus Campak, Dinkes Kota Malang Langsung Lakukan Pelacakan dan Survei Lokasi

“Saat hujan turun di puncak Semeru, endapan material vulkanik sangat mudah terbawa aliran air dan meluap ke wilayah permukiman. Ini yang harus diantisipasi sejak dini,” jelas Muhari.

Muhari menambahkan, mengingat tingginya risiko, perlu ada penguatan identifikasi risiko di wilayah terdampak serta kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga relawan dan masyarakat sipil.

“Mitigasi tidak bisa berjalan sendiri. Semua pihak harus terlibat dalam memperkuat sistem peringatan dini dan jalur evakuasi,” tuturnya.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gunung Semeru Erupsi Empat Kali Sejak Dini Hari, Kolom Letusan Capai 700 Meter

22 September 2025 - 11:32 WIB

Pemerintah Siapkan Jembatan Semi Permanen, Harapan Baru untuk Warga Empat Desa Lumajang

20 September 2025 - 15:08 WIB

Belum Tuntas Urus Proyek Whoosh, Danantara Kini Dilibatkan dalam Rencana Kereta Cepat ke Surabaya

18 September 2025 - 18:27 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pemerintah Matangkan Kajian, Pendanaan Swasta Jadi Prioritas

18 September 2025 - 18:15 WIB

Pisang Agung Lumajang Pikat Gubernur Khofifah, Siap Jadi Ikon Nasional?

17 September 2025 - 14:51 WIB

BPBD Lumajang Aktifkan Relawan di Titik Rawan Banjir Lahar Semeru

17 September 2025 - 14:02 WIB

Trending di Nasional