Lumajang, – Proyek tol Probolinggo-Lumajang (Tol Prolajang) kembali menjadi sorotan publik setelah pemerintah membeberkan rencana pembangunan sepanjang 32 kilometer dengan estimasi biaya Rp4,7 triliun.
Tol ini diharapkan menjadi tulang punggung distribusi logistik dan penghubung destinasi wisata utama di Jawa Timur bagian selatan.
Proyek strategis ini masuk dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi Jawa Timur dan dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Mekanisme ini memungkinkan keterlibatan pihak swasta tanpa membebani APBN, sekaligus menjadikan proyek lebih efisien dan berkelanjutan.
Baca juga: Pembangunan Tol Probolinggo-Situbondo Barat Capai 80 Persen, Ditarget Rampung Awal 2026
“Tol Prolajang akan menjadi penghubung strategis antara kawasan industri dan destinasi wisata di Jawa Timur,” ujar Bambang Widodo, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Jawa Timur, Minggu (26/10/2025).
Selain mempercepat arus logistik, tol ini diyakini akan mendorong sektor pariwisata di Tapal Kuda. Akses menuju Gunung Bromo, Semeru, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan semakin mudah dijangkau wisatawan domestik maupun mancanegara.
Baca juga: BPK Dorong Percepatan Pembangunan Jalur Lintas Selatan Banyuwangi-Jember
Kecepatan transportasi yang lebih tinggi diprediksi akan membuka peluang baru bagi pengusaha lokal, mempermudah distribusi barang, serta menumbuhkan pusat ekonomi baru di sepanjang trase tol.
Meskipun mendapat sambutan positif, proyek ini menghadapi tantangan signifikan, terutama terkait pembebasan lahan. Ribuan bidang tanah warga terdampak di sepanjang trase, namun pemerintah daerah Probolinggo dan Lumajang menegaskan bahwa prosesnya akan dilakukan secara adil dan transparan, dengan perhatian pada kepentingan warga setempat.
Saat ini, pemerintah tengah melakukan kajian kelayakan, survei lapangan, dan penyusunan master plan sebelum memasuki tahap lelang dan konstruksi fisik.
Targetnya, pembangunan fisik tol dapat dimulai dalam dua tahun ke depan, menjadikan Tol Prolajang sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi, konektivitas, dan pelayanan publik di wilayah selatan Jawa Timur.
Dengan waktu tempuh yang lebih singkat, biaya logistik lebih efisien, serta potensi lapangan kerja baru, Tol Prolajang diharapkan menjadi simbol kemajuan infrastruktur dan pemerataan pembangunan di Tapal Kuda, menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat, pelaku usaha, dan sektor pariwisata.
Tinggalkan Balasan