Viral! Bumi Akan Gelap Selama 3 Hari Mulai 8 April 2024, Ini Penjelasan Astronom - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Kisah Rachel Frederickson: Perjalanan Inspiratif dan Kontroversi dari The Biggest Loser Severe Thunderstorm Warning: Arti, Dampak, dan Cara Menghadapinya HP 2 Jutaan Terbaik 2025, Spesifikasi & Keunggulannya Makan Mie 3 Kali Seminggu: Bahaya, Dampak, dan Tips Menguranginya Cuaca Lumajang Hari Ini dan Besok

Cek Fakta · 28 Mar 2024 09:19 WIB ·

Viral! Bumi Akan Gelap Selama 3 Hari Mulai 8 April 2024, Ini Penjelasan Astronom


 ilustrasi bumi gelap (canva) Perbesar

ilustrasi bumi gelap (canva)

Lensawarta – Berita yang menyatakan bahwa Bumi akan mengalami kegelapan selama tiga hari mulai dari tanggal 8 April 2024 telah menyebar luas di platform media sosial X dan TikTok. Namun, informasi ini telah diklarifikasi oleh akun X @infoastronomy pada tanggal 26 Maret 2024, yang menyebutkan bahwa fenomena kegelapan ini hanya berkaitan dengan gerhana Matahari yang akan terjadi pada hari Jumat tersebut.

Kegelapan yang disebutkan hanya akan terjadi selama beberapa menit dan tidak akan berlangsung selama tiga hari. Wilayah yang akan mengalami kegelapan total hanya meliputi Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada, dan itu pun hanya di jalur totalitas gerhana Matahari pada tanggal 8 April 2024.

Di sisi lain, sebuah akun TikTok @your_fave_shop telah memposting bahwa kegelapan akan terjadi ketika Bumi melewati apa yang disebut sebagai sabuk foton.

Baca Juga: Kesempatan Untuk Para Penghafal Al Quran, Masuk PTN Jalur Beasiswa Hafiz Al Quran

Ilustrasi Bumi.

Ilustrasi Bumi.

Namun, klaim ini telah dibantah oleh astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, yang menegaskan bahwa narasi tentang Bumi yang akan gelap selama tiga hari adalah tidak benar dan merupakan hoaks.

Marufin menjelaskan pada tanggal 27 Maret 2024 bahwa tidak ada fenomena astronomi saat ini yang dapat menyebabkan kegelapan selama tiga hari.

Ia juga menambahkan bahwa konsep sabuk foton yang disebutkan dalam unggahan tersebut tidak dikenal dalam ilmu astronomi dan seandainya Bumi melewati sabuk foton, hal itu akan membuat Bumi menjadi lebih terang, bukan gelap.

Lebih lanjut, Marufin menginformasikan bahwa akan terjadi gerhana Matahari total pada tanggal 8 April 2024 menurut waktu universal, atau 9 April 2024 menurut waktu Indonesia.

Gerhana ini akan berlangsung dari pukul 17.45 hingga 20.52 UTC, dan wilayah yang akan mengalami gerhana Matahari total hanya berupa pita sempit dengan lebar maksimum 200 kilometer yang tidak melintasi Indonesia.

Baca Juga: Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza

Di Indonesia, gerhana Matahari total tidak akan terlihat karena terjadi setelah tengah malam waktu lokal, yaitu pukul 00.45 hingga 03.52 WIB. Marufin juga menambahkan bahwa tidak ada dampak langsung dari gerhana Matahari total.

Namun ada beberapa dampak tidak langsung seperti pasang-surut air laut yang terjadi akibat konjungsi Bulan-Matahari, yang dapat mempengaruhi aliran air limpasan ke laut dan berpotensi memperpanjang durasi genangan banjir jika terjadi cuaca ekstrem.

Demikian klarifikasi yang dapat kami sampaikan terkait dengan informasi yang beredar. Kami menghimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi yang diterima dan tidak terpengaruh oleh hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Motif Alien dan Jamur Dianggap Nyeleneh, Justru Diminati Kolektor di Eropa

14 Agustus 2025 - 15:24 WIB

Lumajang Adventure: Sunrise, Temples, Waterfalls & Lava Tour

14 Agustus 2025 - 09:45 WIB

Lumajang Adventure

Explore Lumajang: East Java’s Hidden Gem

14 Agustus 2025 - 08:45 WIB

explore lumajang

Tumpak Sewu Waterfall – The Niagara of Indonesia in East Java

14 Agustus 2025 - 07:21 WIB

tumpak sewu waterfall

Sebanyak 21 TKA Bekerja di Lumajang, Pemkab Terapkan Retribusi dengan Tarif 100 Dolar per Bulan

13 Agustus 2025 - 13:58 WIB

Tangis Haru Keluarga di Surabaya, 8 Jemaah Haji Belum Pulang: Satu Melahirkan, Satu Masih Hilang

23 Juli 2025 - 16:42 WIB

Trending di International