Wabah Campak Sumenep: 17 Anak Meninggal, Vaksinasi Ditolak

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Kesehatan dan Olah Raga · 25 Agu 2025 20:17 WIB ·

Wabah Campak Sumenep: 17 Anak Meninggal, Vaksinasi Ditolak dan Hoaks Jadi Penghalang


 Sumber Gambar: barometerjatim.com Perbesar

Sumber Gambar: barometerjatim.com

Wabah Campak Sumenep jadi sorotan nasional. Wabah campak di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Sumenep, kini menjadi perhatian publik setelah pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebanyak 17 anak meninggal dunia akibat campak sejak Januari hingga Agustus 2025. Fakta ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman penyakit menular bila imunisasi anak diabaikan.

Baca juga: Viral Radioactive Shrimp Walmart, FDA Tarik Produk Udang Beku Walmart

Hingga kini, tercatat lebih dari 2.000 kasus suspek campak di 26 kecamatan. Dari 17 korban meninggal, 16 anak tidak pernah diimunisasi sama sekali, sementara satu anak hanya menerima imunisasi tidak lengkap. Data ini menegaskan bahwa penolakan vaksin masih menjadi masalah besar di masyarakat.

Penyebab Rendahnya Imunisasi Campak di Jawa Timur

Cakupan imunisasi campak di Jawa Timur tahun lalu hanya 72%, jauh di bawah target nasional 95%. Rendahnya capaian ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Hoaks vaksinasi yang menyebar di media sosial, menimbulkan keraguan orang tua.

  • Isu soal kehalalan vaksin yang masih sering diperdebatkan.

  • Anggapan campak atau “tampek” hanya penyakit ringan sehingga tidak perlu pencegahan serius.

Padahal, campak bukan penyakit sepele. Bila tidak segera vaksinasi, komplikasinya bisa menyebabkan pneumonia, diare berat, hingga kematian pada anak.

Respons Cepat Pemerintah: Vaksinasi Massal atasi Wabah Campak Sumenep

Untuk menekan lonjakan kasus, pemerintah pusat dan daerah bergerak cepat. Sebanyak 9.825 vial vaksin MR (Measles-Rubella) dikirim ke Sumenep sebagai langkah awal.

Program Outbreak Response Immunization (ORI) atau vaksinasi massal mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025, menyasar anak usia 9 bulan sampai 6 tahun. Targetnya adalah 95% cakupan vaksinasi agar rantai penularan segera terhenti.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga turun langsung meninjau pelaksanaan vaksinasi, memberi santunan kepada keluarga korban, serta mengajak masyarakat tidak lagi termakan hoaks.

“Saya juga meminta kepada masyarakat untuk aktif mendorong kepedulian terkait gejala, komplikasi, dan pencegahan campak dengan imunisasi. Intinya target pelaksanaan ORI ini minimal 95 persen agar anak-anak terlindungi dan nantinya membentuk herd immunity,” ucap Khofifah.

Tantangan Penolakan Vaksinasi

Meski program vaksinasi massal berjalan, tantangan besar tetap ada. Penolakan vaksin masih tinggi, terutama karena pengaruh hoaks dan minimnya edukasi berbasis agama. Banyak orang tua menolak anaknya ikut imunisasi karena alasan keyakinan atau takut efek samping.

Padahal, data jelas menunjukkan bahwa anak yang belum vaksin lebih rentan tertular dan meninggal akibat campak. Oleh sebab itu, edukasi dari tokoh agama, guru, dan komunitas lokal sangat penting untuk mengikis keraguan masyarakat.

Kasus wabah campak Sumenep menjadi peringatan keras bagi Jawa Timur dan Indonesia. Kematian 17 anak akibat rendahnya cakupan imunisasi membuktikan betapa pentingnya vaksinasi. Pemerintah sudah meluncurkan vaksinasi massal, namun keberhasilan program sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melindungi anak-anak dari penyakit mematikan.

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Kepanikan Warga, Bupati Lumajang Perkuat Pengawasan SPBU Pertamina

31 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Bupati Lumajang Sidak Dua SPBU, Pastikan Pertalite Aman dan Sesuai Standar

31 Oktober 2025 - 16:13 WIB

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan

31 Oktober 2025 - 10:50 WIB

MJO dan Gelombang Rossby Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur, Ini Penjelasan BMKG

30 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Pemuda Pancasila Nyatakan Siap Dukung Pemerintahan Prabowo, Kawal Asta Cita untuk Kesejahteraan Rakyat

29 Oktober 2025 - 20:08 WIB

KA Blambangan dan Pandalungan Terlambat Akibat Genangan Air, KAI Jember Beri Kompensasi

29 Oktober 2025 - 12:31 WIB

Trending di Nasional