Pemkot Surabaya Terapkan Jam Malam untuk Lindungi Anak dari Risiko Negatif - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 2 Jul 2025 09:40 WIB ·

Pemkot Surabaya Terapkan Jam Malam untuk Lindungi Anak dari Risiko Negatif


 Pemkot Surabaya Terapkan Jam Malam untuk Lindungi Anak dari Risiko Negatif Perbesar

Surabaya, – Pemerintah Kota Surabaya melalui Wali Kota Eri Cahyadi mengumumkan pelaksanaan kebijakan jam malam yang ditujukan khusus untuk anak-anak guna melindungi mereka dari berbagai risiko negatif saat berada di luar rumah pada malam hari.

Kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada Kamis, 3 Juli 2025, dengan dukungan pembentukan satuan tugas (Satgas) di setiap Rukun Warga (RW).

Menurut Eri Cahyadi, langkah ini diambil sebagai upaya preventif agar anak-anak tidak terpapar hal-hal negatif yang mungkin terjadi jika mereka berkegiatan tanpa pengawasan orang tua setelah pukul 22.00 WIB.

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, Pemkot Surabaya membentuk Satgas di setiap RW yang bertugas melakukan pengawasan dan penertiban.

“Setiap RW akan memiliki Satgas yang bertugas mengawasi anak-anak agar tidak berada di luar rumah melewati jam yang telah ditentukan,” jelas Eri saat ditemui di Surabaya, Selasa (2/7/25).

Sweeping jam malam ini akan difokuskan pada anak-anak yang tidak sedang mengikuti kegiatan belajar atau aktivitas positif lainnya. Anak-anak yang diketahui orang tua sedang menjalani pembelajaran atau kegiatan resmi tidak akan dikenai tindakan.

Namun, bagi yang ditemukan berkelompok dengan perilaku tidak aman seperti boncengan motor bertiga tanpa helm, akan dilakukan penertiban.

Eri menegaskan bahwa penegakan aturan ini dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga.

“Perubahan budaya ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi harus bersama-sama dengan orang tua dan lingkungan,” ujarnya.

Pemerintah Kota Surabaya menegaskan bahwa tidak ada sanksi administratif bagi anak-anak yang terjaring sweeping. Anak-anak tersebut akan langsung diserahkan kepada orang tua atau Satgas RW untuk mendapatkan pembinaan dan pengawasan lebih lanjut.

“Kami serahkan kepada orang tua dan lingkungan untuk membimbing anak-anak agar lebih disiplin dan terlindungi,” tambah Eri.

Untuk diketahui, elaksanaan kebijakan jam malam ini didasarkan pada Surat Edaran (SE) Nomor 400.2.4/12681/436.7.8/2025 tentang Pembatasan Jam Malam bagi Anak. SE tersebut menjadi dasar hukum bagi Satgas dalam melakukan pengawasan dan penertiban jam malam anak di seluruh wilayah Surabaya.

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah