BPBD Lumajang Siagakan Relawan dan Koordinasi Muspika Hadapi Kemarau Basah - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 17 Sep 2025 16:08 WIB ·

BPBD Lumajang Siagakan Relawan dan Koordinasi Muspika Hadapi Kemarau Basah


 BPBD Lumajang Siagakan Relawan dan Koordinasi Muspika Hadapi Kemarau Basah Perbesar

Lumajang, – Menghadapi fenomena kemarau basah yang tengah melanda sebagian wilayah Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memperkuat langkah mitigasi dengan menyiagakan relawan di titik-titik rawan bencana dan meningkatkan koordinasi lintas sektor, terutama dengan unsur Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan).

Kemarau basah, yaitu kondisi curah hujan yang tetap tinggi meski memasuki musim kemarau, telah memicu beragam bencana hidrometeorologi di Lumajang, mulai dari tanah longsor, pohon tumbang, banjir genangan, hingga potensi banjir lahar dingin dari Gunung Semeru.

“Imbas curah hujan di musim kemarau atau kemarau basah ini sudah menyebabkan beberapa bencana, seperti longsor di jalur Piket Nol dan banjir genangan di wilayah kota,” kata Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, Rabu (17/9/25).

Baca juga: Pisang Agung Lumajang Pikat Gubernur Khofifah, Siap Jadi Ikon Nasional?

Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah melakukan pemetaan zona rawan bencana berdasarkan jenis potensi ancaman, seperti longsor dan pohon tumbang, di Desa Argosari, Ranupane, dan Burno Kecamatan Senduro.

Longsor parah yang sering terjadi di Jalur Piket Nol penghubung Lumajang-Malang. Untuk banjir genangan, Kecamatan Rowokangkung dan Sukodono. Dan lahar dingin yang sering terjadi di DAS Curah Kobokan, Glidik, Besuk Sat, dan Rejali.

BPBD menempatkan relawan siaga di titik-titik rawan untuk melakukan pemantauan lapangan, pelaporan rutin, serta mendukung respons cepat jika terjadi bencana.

Baca juga: Sepanjang Bulan Januari Hingga September 2025, Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali

“Relawan sangat membantu kami dalam mempercepat informasi dari bawah, terutama saat curah hujan tinggi. Mereka menjadi mata dan telinga kami di lapangan,” jelas Yudhi.

BPBD juga menggandeng Muspika di setiap kecamatan sebagai ujung tombak respons tanggap darurat di tingkat lokal. Koordinasi ini mencakup, pemantauan informasi cuaca, deteksi dini dan pelaporan potensi bencana, sosialisasi kesiapsiagaan ke warga, dan mengaktifan jalur evakuasi dan titik kumpul jika diperlukan.

“Kami rutin berkoordinasi dengan camat, kapolsek, danramil, agar setiap ada peringatan cuaca ekstrem, seluruh wilayah bisa siaga,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah