Lumajang, 16 Desember – Musim hujan kembali melanda, dan bersama dengan tetes-tetes air yang lembut, muncul pilihan minuman yang pas untuk menghangatkan tubuh, yaitu angsle. Minuman khas Jawa Timur yang kini semakin merambah ke semua daerah di wilayah tersebut. Bahkan, kita bisa menemuinya di Ibu Kota Jakarta yang cukup jauh jaraknya dari Jawa Timur.
Baca juga : Wedang Angsle, Hangatnya Tradisi dalam Semangkok Kenangan
Angsle atau wedang angsle adalah minuman tradisional yang menyerupai kolak. Awalnya, penjual angsle tradisional berkeliling kampung hanya pada malam hari. Mengingat kehangatannya, paling pas menikmatinya saat malam tiba atau ketika hujan mengguyur. Namun, zaman telah berubah, dan sekarang banyak penjual yang buka sepanjang hari, bahkan menyajikannya dengan tambahan Es Batu untuk menyegarkan suasana di tengah panasnya siang.
Baca juga : Menjelajah Rasa di Kaki Semeru: Kuliner Lumajang yang Menggoda Lidah dan Menyentuh Jiwa
Berawal dari Kota Malang, Menyebar Hingga Ibu Kota
Berawal dari Kota Malang, minuman khas ini kini menjadi sajian yang populer di daerah-daerah lain seperti Kota Surabaya dan Lumajang. Tidak hanya pedagang kaki lima yang menjualnya, tetapi juga warung-warung modern menghadirkan angsle dengan sentuhan kreatif. Biasanya, kita menikmatinya sambil lesehan di cafe pinggir jalan. Tidak hanya sendirian, menikmatinya ramai-ramai juga lebih mengasyikkan.
Lebih Nikmat Bila Menikmatinya dengan Semua Bahan Campurannya
Bahan-bahan campuran angsle sangat beragam, menciptakan paduan cita rasa yang menggoda. Bahan campuran itu antara lain: petulo, ketan putih, kacang hijau, potongan roti, mutiara, daun pandan, jahe, kacang tanah goreng, santan, gula, irisan buah kolang-kaling, dan emping belinjo. Di banyak penjualnya, kita bisa milih apa saja yang menjadi isiannya. Tetapi, akan lebih nikmat jika semua bahan campuran tersebut ikut dinikmati dengan hangatnya kuah yang khas.
Baca juga : Bukan Hanya Ngopi, Ini Tentang Berdiri Tegak dan Komando
Menariknya, kuah angsle awalnya hanya terdiri dari daun pandan, vanili, dan santan. Namun, karena berlabel label “wedang,” sebagian penjual kemudian menambahkan jahe untuk memberikan sentuhan hangat dan nikmat pada minuman ini.
Jadi, tak ada alasan untuk tidak mencicipi angsle di musim hujan ini. Sebuah sensasi hangat dan kenikmatan tradisional Jawa Timur yang kini dapat dinikmati kapan saja, di mana saja, bahkan dengan sentuhan modern. (Red)
Tinggalkan Balasan