Trenggalek – Sebuah penemuan mengejutkan terjadi di perairan selatan Teluk Prigi, Trenggalek, Kamis (3/7/2025), ketika nelayan setempat menemukan bangkai kapal jenis payang yang diduga kuat adalah KM Sinar, kapal nelayan asal Puger, Jember yang hilang sejak Jumat (27/6/2025). Namun, meskipun kapal telah ditemukan, enam Anak Buah Kapal (ABK) masih belum diketahui keberadaannya.
Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Bayu Prasetyo, menjelaskan bahwa laporan awal dari nelayan segera ditindaklanjuti oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, dan Polairud.
“Kami melakukan pengecekan di lokasi dan memastikan bahwa bangkai kapal tersebut memang KM Sinar milik nelayan Puger,” kata dia, Sabtu (5/7/25).
Namun, posisi kapal yang karam di dekat tebing dengan ombak besar membuat tim SAR tidak berani mendekat langsung.
Pencarian intensif di sekitar lokasi kapal dilakukan, namun hingga kini belum ditemukan tanda-tanda keberadaan para nelayan yang hilang. Enam ABK yang hilang kontak itu terdiri dari warga dua kecamatan di Jember, Puger dan Balung, dengan usia yang bervariasi antara 35 hingga 70 tahun.
Komandan tim operasi pencarian, Nuryono, menegaskan bahwa fokus utama tim SAR saat ini adalah menemukan para korban, bukan evakuasi kapal yang sudah karam.
“Pihak Basarnas masih menunggu arahan lanjutan dari atasan karena titik kejadian musibah berada di perairan Jember, sementara bangkai kapal ditemukan di Trenggalek,” katanya.
Keluarga korban masih berharap agar enam nelayan yang hilang dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Mereka diduga terjebak di tengah laut akibat cuaca buruk dan angin kencang yang melanda selama dua hari terakhir sebelum kapal hilang kontak.
Penemuan bangkai KM Sinar ini menambah misteri dan kesedihan bagi masyarakat nelayan di Jember dan Trenggalek. Hingga kini, pencarian terus dilakukan dengan harapan terbaik bagi para ABK yang hilang.
Berita ini menonjolkan aspek penemuan kapal yang dramatis, kondisi sulit di lokasi, fokus pencarian korban, serta harapan keluarga, sehingga memberikan perspektif yang lebih manusiawi dan mendalam.
Tinggalkan Balasan