Lumajang, – Semangka biasanya identik dengan bentuk bulat dan daging berwarna merah. Namun, semangka jenis inul yang dibudidayakan oleh Senewi (50), petani asal Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, justru tampil beda.
Semangka ini berbentuk lonjong, berwarna kuning cerah, dan memiliki rasa manis yang segar.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 2.000 meter persegi, Senewi sukses membudidayakan semangka inul yang kini menjadi incaran banyak konsumen, bahkan hingga ke luar daerah.
Dalam sekali panen, ia mampu menghasilkan sekitar 2 ton semangka inul yang dijual dengan harga Rp 4.000 per kilogram.
Baca juga: 5.606 Buruh Tembakau Dapat BPJS Ketenagakerjaan dari DBHCHT Lumajang
“Di lahan ini bisa dapat sekitar 2 ton semangka jenis inul. Harga sekarang Rp 4.000 per kilogram dengan pengiriman ke Lumajang dan Surabaya,” ujar Senewi saat ditemui, Selasa (7/10/2025).
Ciri khas semangka inul terletak pada bentuknya yang lonjong, berbeda dari semangka pada umumnya. Selain itu, daging buah berwarna kuning membuat tampilannya lebih menarik di mata pembeli. Tak heran jika buah ini jadi buruan warga, terutama saat musim panen tiba.
Baca juga: Dorong TOD, Setiap Stasiun KRL Surabaya Bakal Jadi Pusat Aktivitas Baru Masyarakat Perkotaan
Bahkan, tak sedikit warga yang rela datang langsung ke lahan milik Senewi demi bisa mencicipi semangka inul segar yang baru dipetik. Salah satunya adalah Rahman, warga sekitar yang sengaja datang untuk membeli langsung dari kebun.
“Makan semangka jenis inul, bentuknya lonjong, rasanya manis dan segar. Sengaja datang ke sini karena pengen yang fresh,” kata Rahman.
Selain dijual langsung ke konsumen lokal, semangka inul hasil panen Senewi juga dikirim ke kota besar seperti Surabaya. Permintaan pasar yang terus meningkat membuat semangka ini berpotensi menjadi salah satu komoditas unggulan dari Lumajang.
Dengan masa tanam sekitar 65 hari, semangka inul menjadi pilihan yang menjanjikan bagi petani. Dari hasil panen sebanyak 2 ton, Senewi mampu meraup omzet hingga Rp 8 juta dalam satu musim tanam.
Tinggalkan Balasan