Cuaca Buruk Picu Harga Cabai dan Ayam Melonjak, Omzet Pedagang Turun Tajam - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem Ancam Jawa Tengah & Jawa Timur, Waspada Hujan Lebat 15–18 September 2025 Pundungsari Park Hadirkan Wahana Baru, Liburan Keluarga Kini Lebih Seru dan Terjangkau Program MBG Lumajang: Dari Pasrujambe, Suapan Bergizi Lahirkan Harapan Generasi Emas Pemkab Lumajang Segarkan Motor Dinas Desa, Layanan Publik Lebih Cepat Cold Storage Perkuat Rantai Pasok Pisang Lumajang ke Pasar Modern

Bisnis · 17 Sep 2025 16:36 WIB ·

Cuaca Buruk Picu Harga Cabai dan Ayam Melonjak, Omzet Pedagang Turun Tajam


 Cuaca Buruk Picu Harga Cabai dan Ayam Melonjak, Omzet Pedagang Turun Tajam Perbesar

Lumajang, – Cuaca buruk yang melanda wilayah pemasok bahan pangan belakangan ini berdampak signifikan pada stabilitas harga di pasar tradisional Kabupaten Lumajang. Distribusi cabai dan ayam potong terganggu, menyebabkan lonjakan harga di tingkat pedagang hingga 30 persen.

Kondisi ini memicu penurunan omzet para pedagang, bahkan hingga 50 persen dalam sepekan terakhir. Di Pasar Siti Fatimah, para pedagang cabai mengeluhkan naiknya harga cabai rawit merah dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah besar dari Rp 25 ribu naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.

“Cuaca hujan terus bikin pasokan dari petani berkurang. Barangnya susah dapat, harganya otomatis naik. Pembeli jadi berkurang,” kata seorang pedagang cabai, Rabu (17/9/25).

Baca juga: BPBD Lumajang Siagakan Relawan dan Koordinasi Muspika Hadapi Kemarau Basah

Tak hanya pedagang sayur, pedagang daging ayam juga mengalami kondisi serupa. Harga ayam potong yang sebelumnya berada di kisaran Rp 35 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 40 ribu.

Kenaikan harga tidak dibarengi dengan peningkatan permintaan. Sebaliknya, pembeli justru cenderung mengurangi belanja atau beralih ke alternatif bahan makanan yang lebih murah.

Baca juga: Terbang dari Jember ke Jakarta Kini Lebih Mudah, Tiket Sudah Bisa Dipesan via WhatsApp

“Biasanya ramai pagi-pagi, sekarang sepi. Orang lebih milih beli tahu tempe karena lebih murah. Omzet saya turun banyak,” ujar Ismiati, pedagang ayam potong di Pasar Baru Pasirian.

Menurutnya, kenaikan harga ayam disebabkan oleh stok yang dijatah distributor akibat terbatasnya pasokan dari peternak.

Selain itu, lonjakan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Warga yang biasanya belanja rutin, kini mulai menyesuaikan konsumsi dengan isi dompet.

“Biasanya beli sekilo cabai, sekarang paling cuma setengah. Ayam juga jarang beli kalau sudah semahal ini,” kata Dina, ibu rumah tangga asal Sukodono.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Surabaya Siapkan Sanksi Tegas untuk Kos-Kosan Nakal, Mulai Teguran hingga Pencabutan Izin

24 September 2025 - 15:17 WIB

Harga Cabai di Surabaya Naik, Pemkot Sigap Jaga Kestabilan Harga Lewat Pengawasan dan Pasar Murah

21 September 2025 - 16:22 WIB

KAI Daop 9 Jember Gunakan Bantalan Sintetis Inovatif untuk Tingkatkan Keselamatan Kereta Saat Musim Hujan

18 September 2025 - 17:56 WIB

Permintaan Telur Naik Tajam Saat Maulid, Banyuwangi Tetap Surplus 42 Ton

8 September 2025 - 18:01 WIB

Libur Maulid, KAI Daop 9 Jember Layani 93 Ribu Penumpang

8 September 2025 - 17:42 WIB

Hotel dan Restoran Tumbuh, Pemkab Lumajang Longgarkan Pajak untuk Tarik Investor

5 September 2025 - 15:25 WIB

Trending di Bisnis