Lumajang, – Cuaca buruk yang melanda wilayah pemasok bahan pangan belakangan ini berdampak signifikan pada stabilitas harga di pasar tradisional Kabupaten Lumajang. Distribusi cabai dan ayam potong terganggu, menyebabkan lonjakan harga di tingkat pedagang hingga 30 persen.
Kondisi ini memicu penurunan omzet para pedagang, bahkan hingga 50 persen dalam sepekan terakhir. Di Pasar Siti Fatimah, para pedagang cabai mengeluhkan naiknya harga cabai rawit merah dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah besar dari Rp 25 ribu naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
“Cuaca hujan terus bikin pasokan dari petani berkurang. Barangnya susah dapat, harganya otomatis naik. Pembeli jadi berkurang,” kata seorang pedagang cabai, Rabu (17/9/25).
Baca juga: BPBD Lumajang Siagakan Relawan dan Koordinasi Muspika Hadapi Kemarau Basah
Tak hanya pedagang sayur, pedagang daging ayam juga mengalami kondisi serupa. Harga ayam potong yang sebelumnya berada di kisaran Rp 35 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 40 ribu.
Kenaikan harga tidak dibarengi dengan peningkatan permintaan. Sebaliknya, pembeli justru cenderung mengurangi belanja atau beralih ke alternatif bahan makanan yang lebih murah.
Baca juga: Terbang dari Jember ke Jakarta Kini Lebih Mudah, Tiket Sudah Bisa Dipesan via WhatsApp
“Biasanya ramai pagi-pagi, sekarang sepi. Orang lebih milih beli tahu tempe karena lebih murah. Omzet saya turun banyak,” ujar Ismiati, pedagang ayam potong di Pasar Baru Pasirian.
Menurutnya, kenaikan harga ayam disebabkan oleh stok yang dijatah distributor akibat terbatasnya pasokan dari peternak.
Selain itu, lonjakan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Warga yang biasanya belanja rutin, kini mulai menyesuaikan konsumsi dengan isi dompet.
“Biasanya beli sekilo cabai, sekarang paling cuma setengah. Ayam juga jarang beli kalau sudah semahal ini,” kata Dina, ibu rumah tangga asal Sukodono.
Tinggalkan Balasan