Dari Lokal ke Global, Tradisi Jolen Jadi Magnet Budaya di Lereng Semeru - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 28 Jul 2025 17:50 WIB ·

Dari Lokal ke Global, Tradisi Jolen Jadi Magnet Budaya di Lereng Semeru


 Dari Lokal ke Global, Tradisi Jolen Jadi Magnet Budaya di Lereng Semeru Perbesar

Lumajang, – Tradisi selamatan desa di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, tak hanya menyatukan warga lokal, tetapi kini mulai menarik perhatian dunia.

Tradisi Jolen, yang digelar setiap bulan Suro, kini telah menjadi magnet budaya yang mulai dikenal oleh masyarakat internasional.

Kegiatan ini merupakan bentuk Sedekah Bumi ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan keselamatan.

Dalam prosesi ini, warga dari delapan RW membawa jolen, yaitu wadah berisi tumpeng, hasil bumi, dan sesaji, yang kemudian diarak secara bersama menuju Situs Selogending, pusat ritual budaya di desa tersebut.

Tahun ini, momen Jolen terasa berbeda karena hadirnya warga negara asing dari berbagai belahan dunia. Mereka tak hanya hadir sebagai pengamat, tetapi juga ikut menyatu dalam prosesi, belajar makna dan nilai-nilai di balik tradisi ini.

Menurut Wira Dharma, Wakil Ketua Pelaksana Tradisi Jolen, keterlibatan tamu internasional merupakan hasil kerja sama antara panitia lokal dan dosen-dosen dari Universitas Negeri Jember (UNED) yang selama ini aktif dalam pelestarian budaya lokal.

Baca juga: Meriah! Warga Kandangan Berebut Isi Jolen dalam Tradisi Sedekah Bumi

“Kita sudah masuk tahun ketiga pelaksanaan Jolen secara terbuka. Tahun ini memang kita paskan waktunya bertepatan dengan selamatan desa, supaya momentum budaya ini bisa dirasakan juga oleh tamu-tamu dari luar negeri,” ungkap Wira, Senin (28/7/25).

Jolen kini tak hanya menjadi sarana ritual, tetapi juga sarana edukasi budaya bagi masyarakat global. Interaksi antara warga lokal dan tamu asing menjadi momen pertukaran budaya yang hangat dan alami.

Tak hanya itu, Wira menyebut bahwa kehadiran tamu asing memberi peluang besar bagi desa untuk mengembangkan wisata budaya berbasis masyarakat.

Baca juga: Ketua ASKAP PSSI Lumajang, Fokus Pemulihan dan Simulasi untuk Persiapan Babak Berikutnya

“Harapan kami ke depan, tidak hanya datang melihat. Tapi mereka bisa ikut memikul Jolen, terlibat aktif, bahkan tinggal selama beberapa hari menikmati kehidupan dan budaya masyarakat Kandangan,” tambahnya.

Antusiasme warga dalam menyambut para tamu juga menunjukkan keterbukaan masyarakat terhadap dunia luar, tanpa meninggalkan akar budayanya.

Tradisi ini membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi kekuatan yang menarik wisatawan, sekaligus memperkenalkan Lumajang sebagai salah satu destinasi budaya di kawasan lereng Gunung Semeru.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah