Di Tengah Sulitnya Ekonomi, Penjual Ketan Ini Justru Rutin Menyisihkan Rezeki - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 6 Sep 2025 14:54 WIB ·

Di Tengah Sulitnya Ekonomi, Penjual Ketan Ini Justru Rutin Menyisihkan Rezeki


 Di Tengah Sulitnya Ekonomi, Penjual Ketan Ini Justru Rutin Menyisihkan Rezeki Perbesar

Lumajang, – Di tengah tantangan ekonomi yang makin menghimpit, sebuah kisah sederhana dari sudut Tempeh Tengah, Lumajang, berhasil menyentuh nurani banyak orang.

Seorang penjual ketan keliling, yang hidupnya bergantung pada gerobak mungil, justru rutin menyisihkan rezekinya untuk berinfak.

Nominalnya mungkin tak seberapa, hanya Rp2.000 per hari, namun makna di baliknya jauh lebih besar. Dalam beberapa minggu, jumlah yang terkumpul mencapai Rp122.000.

Uang itu kemudian diserahkan langsung kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Lumajang.

Baca juga: Lahir di Makkah, Bayi Nu’aim Akhirnya Pulang ke Lumajang

Yang lebih mengejutkan, bulan ini saja sang penjual ketan sudah dua kali datang menyetor infak. Konsistensi ini menjadi tamparan lembut bagi banyak orang yang mungkin memiliki lebih, tapi belum tentu tergerak untuk berbagi.

Saat momen penyerahan infak berlangsung, Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), hadir langsung di kantor Baznas. Menyaksikan langsung ketulusan sang penjual ketan, Bunda Indah tampak berkaca-kaca.

Baca juga: Menteri PPPA Kecam Keras Kekerasan yang Merenggut Nyawa Anak di Pasuruan

“Ini bukan soal besar kecilnya uang, tetapi tentang keikhlasan dan konsistensi dalam berbagi. Infak seperti ini tidak ternilai harganya,” ungkap Bunda Indah dengan penuh haru, Sabtu (6/9/25).

Menurutnya, ini adalah potret nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat. Bahkan, muncul dari mereka yang kehidupannya jauh dari kata berkecukupan.

“Kalau seorang penjual ketan bisa menyisihkan rezekinya secara rutin, maka tak ada alasan bagi kita yang lain untuk tidak melakukan hal yang sama,” tambahnya.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah