Lumajang, – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Lumajang menyoroti kondisi keselamatan di kawasan Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Desa Senduro, yang dinilai sangat memprihatinkan.
Dalam Rapat Paripurna pembahasan Raperda Perubahan APBD 2025, Kamis (26/6/25), anggota DPRD Heri Nani Hariyati menyampaikan pandangan umum fraksinya yang menekankan pentingnya perhatian serius dari Pemkab terhadap infrastruktur keselamatan di sekitar pura.
“Banyak bagian pura yang tidak terawat. Dinding belakang masih rusak, fasilitas umum seperti CCTV tidak berfungsi, dan penerangan sangat minim,” ujarnya di hadapan forum paripurna.
Menurutnya, kondisi tersebut menimbulkan potensi bahaya serius, terutama saat pelaksanaan upacara besar keagamaan yang kerap menarik ribuan umat Hindu dari berbagai daerah. Ia menyoroti salah satu titik rawan kecelakaan, yakni di pertigaan jalan menuju pura yang belum dilengkapi lampu tanda bahaya.
“Di titik itu sangat rawan. Apalagi saat arus kendaraan padat, risiko kecelakaan meningkat karena tidak ada rambu peringatan atau lampu yang memadai,” jelas Heri Nani.
Ia menegaskan bahwa Pura Mandhara Giri Semeru Agung bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol spiritual dan budaya masyarakat Lumajang yang memiliki nilai strategis. Pura ini setiap tahunnya menjadi pusat pelaksanaan upacara adat Hindu Tengger dan umat Hindu dari berbagai penjuru Indonesia.
“Sudah seharusnya pura ini mendapatkan pemeliharaan yang layak. Ini bukan sekadar fasilitas keagamaan, tapi juga aset daerah yang harus dijaga keselamatannya,” tambahnya.
Ketua Harian Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Wira Dharma, juga mengungkapkan keterbatasan fasilitas yang ada. Menurutnya, kebutuhan dasar seperti CCTV, lampu penerangan, kursi rapat, dan rambu keselamatan sangat minim, padahal aktivitas di pura terus meningkat.
“Kalau malam, kondisi sangat gelap. Banyak umat datang tapi tidak nyaman karena penerangan kurang. Belum lagi kendaraan yang keluar masuk tanpa pengawasan CCTV atau penanda jalan,” kata Wira.
Tinggalkan Balasan