Fenomena AI Gaya Ghibli Lewat ChatGPT: Kreativitas Digital dan Isu Etika Seni - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang: Keamanan dan Karakter Bangsa Dibangun Bersama, Dimulai dari Akar Pariwisata Ramah Lingkungan dan Perlindungan Lahan Jadi Fokus Legislasi Baru Lumajang Tari Topeng Kaliwungu Tampil Kolosal, 500 Pelajar Lumajang Guncang Panggung Budaya Nusantara Tumpak Sewu Disiapkan Jadi Destinasi Global, SDM Lokal Jadi Pilar Utama Wamen Ni Luh Puspa: Tumpak Sewu Tak Hanya Indah, Tapi Menghidupi Masyarakat

Pendidikan · 6 Apr 2025 10:22 WIB ·

Fenomena AI Gaya Ghibli Lewat ChatGPT: Kreativitas Digital dan Isu Etika Seni


 Fenomena AI Gaya Ghibli Lewat ChatGPT: Kreativitas Digital dan Isu Etika Seni Perbesar

Lensa Warta – Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat. Salah satu yang tengah viral di media sosial adalah penggunaan fitur image generator dari ChatGPT. Fitur ini bisa mengubah foto menjadi ilustrasi bergaya Studio Ghibli, sebuah rumah produksi animasi terkenal dari Jepang.

Setelah OpenAI meluncurkan fitur baru ini, banyak pengguna ChatGPT—terutama yang berlangganan—berbagi hasil editan mereka di berbagai platform. Ilustrasi yang dihasilkan memberikan kesan magis, estetis, dan penuh fantasi, mirip karya Hayao Miyazaki, tokoh utama di Studio Ghibli.

Tren ini cepat menyebar, terutama di kalangan penggemar anime dan kreator digital. Banyak unggahan foto pribadi yang diubah menjadi karakter Ghibli membanjiri linimasa media sosial, menarik perhatian banyak orang, mulai dari anak muda hingga dewasa.

Namun, di balik kepopulerannya, ada perdebatan soal etika, terutama tentang hak cipta dan pengaruhnya terhadap dunia seni digital. Studio Ghibli terkenal karena komitmennya pada animasi manual dan nilai-nilai kemanusiaan dalam berkarya. Hayao Miyazaki sendiri pernah menyatakan keprihatinan tentang penggunaan AI dalam animasi, menyebutnya sebagai “penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri.”

CEO OpenAI, Sam Altman, juga menanggapi tingginya minat pengguna. Ia mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan membuat server mereka terbebani. Akibatnya, OpenAI harus membatasi akses. Pengguna gratis ditunda dan hanya bisa membuat tiga gambar per hari untuk sementara waktu.

Tren ilustrasi AI ini memang kontroversial, tetapi juga membuka babak baru dalam kreativitas digital. Ini kesempatan untuk eksplorasi seni visual dengan teknologi. Tapi, penting untuk selalu menghargai karya orisinal, seniman manusia, dan nilai-nilai etika dalam dunia kreatif saat ini.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Santri di Lumajang Jadi Pelopor Gerakan Lingkungan Melalui Program Eco Pesantren

1 Juli 2025 - 16:04 WIB

Pendaftaran Jalur Prestasi SPMB SMP Surabaya 2025: Orang Tua Diminta Tenang, Masih Ada Jalur Lain

30 Juni 2025 - 16:20 WIB

Kampus UNEJ Hadir di Lumajang, Buka Akses Pendidikan Tinggi Kawasan Tapal Kuda

21 Juni 2025 - 13:48 WIB

Audensi Kadin dan Bupati Lumajang: Jembatan Baru Antara Pendidikan Vokasi dan Dunia Industri

17 Juni 2025 - 17:53 WIB

Investasi Masa Depan Pesantren: Kolaborasi STAIBU dan LPPD Jatim Perkuat Pendidikan Tinggi

14 Juni 2025 - 11:44 WIB

Sekolah Gratis untuk Semua Anak Lumajang: Harapan Besar di Tengah Penantian Juknis

14 Juni 2025 - 09:36 WIB

Trending di Pendidikan