Banyuwangi, – Sejumlah geolog dari Indonesia dan Australia melakukan kunjungan studi ke kawasan Geopark Ijen, termasuk Pulau Merah, untuk mempelajari jejak mineral dan proses pembentukan mineralisasi di wilayah tersebut.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian pertemuan rutin Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), organisasi di bawah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) yang mewadahi para ahli geologi ekonomi dan praktisi industri pertambangan.
Perwakilan MGEI, Arif Hermawan, menjelaskan Banyuwangi dipilih karena memiliki potensi mineral yang kuat, dengan karakteristik geologi yang dianggap relevan untuk pembelajaran eksplorasi mineral di dalam maupun luar negeri.
“Kami mempelajari bagaimana sistemnya terbentuk agar bisa menjadi rujukan pencarian mineral di wilayah lain tidak hanya di Indonesia, namun juga di luar Indonesia,” katanya, saat kegiatan kunjungan lapangan, Selasa (2/12/2025).
Menurut Arif, kawasan seperti Pulau Merah dan Gunung Ijen memberikan kesempatan bagi para geolog untuk mengkaji proses mineralisasi secara lebih dekat, sekaligus membandingkannya dengan sistem geologi di daerah lain. Kondisi geologi Banyuwangi dianggap menawarkan exposure batuan yang jarang ditemukan di lokasi lain.
Wakil Ketua Jaringan Geopark Indonesia, Abdillah Baraas, menambahkan bahwa Ijen dan Pulau Merah merupakan dua situs geologi yang saling berkaitan secara evolusi.
“Jika ingin melihat masa lalu Pulau Merah, lihatlah Ijen. Jika ingin melihat masa depan Ijen, lihatlah Pulau Merah,” jelasnya.
Menurut Abdillah, karakter batuan berwarna kemerahan akibat oksidasi di kedua lokasi menjadi petunjuk kuat adanya proses pembentukan mineral seperti emas dan tembaga.
Selain para ahli geologi, peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Arzyana Sunkar, turut hadir dalam rombongan. Ia menjelaskan bahwa keterlibatan IPB berkaitan dengan pengembangan kebijakan geopark dan penguatan tata kelola sumber daya alam.
“Perkembangan Geopark Ijen dan pariwisata Banyuwangi dapat menjadi contoh tidak hanya nasional tetapi juga dunia,” ujarnya.
Arzyana juga mengungkapkan rencana memperkenalkan potensi Banyuwangi dalam International Conference on Responsible Tourism and Hospitality di Malaysia tahun depan, sebagai contoh praktik baik pengelolaan geopark dan keterlibatan masyarakat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi kegiatan tersebut dan menyambut baik kunjungan para akademisi serta profesional dari dalam dan luar negeri.
“Kekayaan geologi kami memang harus dimanfaatkan untuk riset dan edukasi bagi pengembangan Indonesia ke depan. Semoga pengalaman ini mendorong semakin banyak kolaborasi dan membawa manfaat bagi pengembangan Geopark Ijen,” katanya.
Tinggalkan Balasan