Malang, – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meluncurkan program inovatif bertajuk Kabar Penting atau Kampus Bergerak Peduli Stunting, sebagai respon terhadap meningkatnya angka stunting di wilayahnya.
Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kota Malang naik signifikan dari 17 persen menjadi 22,4 persen.
Program ini diluncurkan di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Rabu (13/8/25), dan melibatkan 27 perguruan tinggi berbasis kesehatan, yang akan mendampingi 57 kelurahan melalui pendekatan edukatif, riset, dan pemberdayaan masyarakat.
Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, mewakili Wali Kota saat peluncuran, menyampaikan harapan besar atas kolaborasi ini.
Baca juga: SE Gubernur Jadi Acuan, Pemkot Malang Pertimbangkan Aturan Sound Horeg
“Kami ingin kampus hadir di tengah masyarakat. Program ini adalah langkah awal untuk mendorong aksi nyata dan keberlanjutan peran akademisi dalam isu stunting,” kata Erik.
Erik juga mengapresiasi kontribusi lintas sektor yang selama ini telah berperan, seperti puskesmas, posyandu, dan perangkat daerah. Menurutnya, kolaborasi yang kuat akan menjadi fondasi untuk menciptakan generasi yang sehat dan unggul.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, menjelaskan bahwa pelibatan perguruan tinggi merupakan pendekatan baru yang dikembangkan setelah koordinasi intensif sejak awal tahun.
Baca juga: Viral di Medsos, Dugaan Poligami Kadis DLH Malang Berujung Penonaktifan Jabatan
“Biasanya kita fokus ke puskesmas dan posyandu, tapi belum terpikir melibatkan kampus. Sekarang, 27 kampus akan mengampu 2 hingga 3 kelurahan masing-masing, berkolaborasi dengan tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat,” ujar Husnul.
Fokus utama dari pendampingan ini adalah pada penanganan balita stunting, pola asuhan keperawatan dan kebidanan, serta edukasi keluarga. Target jangka pendeknya adalah menurunkan angka stunting mendekati target nasional di kisaran 14–17 persen pada akhir 2025.
Program ini dimulai pada Agustus 2025 dan akan dievaluasi secara menyeluruh di akhir tahun. Jika berjalan baik, Pemkot Malang menargetkan keterlibatan 67 perguruan tinggi pada 2026 untuk memperluas jangkauan dan dampak intervensi.
“Kami optimis, keterlibatan dunia akademik akan memperkuat upaya kita secara sistematis dan berbasis data,” pungkas Husnul.
Tinggalkan Balasan