Banjarnegara – Kawah Sikidang, salah satu kawah vulkanik aktif yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian banyak wisatawan.
Kawah ini memiliki luas sekitar 4 hektare dan terbentuk akibat sisa letusan Gunung Perahu Tua beberapa abad silam. Kawah ini juga termasuk kawah terbesar yang berada di ketinggian 2000 mdpl daerah Dieng.
Nama Sikidang berasal dari kata “Kidang/Kijang” yang berarti hewan yang sering melompat-lompat. Nama ini mewakili karakter Kawah Sikidang sendiri yang tiap tahunnya selalu berpindah tempat. Hal ini karena adanya celah gas yang terus bergerak di bawah permukaan tanah.
Di sini, pengunjung dapat melihat aktivitas vulkanik secara langsung, seperti semburan lumpur dan asap dari dasar kawah besar dan banyak kawah kecil lainnya. Saking panasnya, pengunjung bahkan bisa merebus telur dengan menggunakan uap kawah.
Baca Juga : Rombongan Anies Baswedan Alami Tabrakan Berantai di Aceh Timur
Selain menyaksikan fenomena alam yang menakjubkan, pengunjung juga bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada di kawasan wisata ini. Fasilitas itu seperti jembatan kayu, penyewaan alat bermain (sepeda, motorcross, ATV, dan kuda), jasa foto langsung, dan warung-warung yang menjual makanan dan minuman khas Dieng, seperti tempe kemul, carica, dan purwaceng.
Kawah Sikidang juga berada paling dekat dengan kawasan percandian Dieng, sehingga pengunjung bisa mengunjungi kompleks Candi Arjuna yang merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Hindu di Jawa Tengah.
Baca Juga : Gelar Drag Bike, IMI Lumajang Ingin Pembalap Lumajang Berprestasi
Destinasi Wisata Ini Buka Setiap Hari
Obyek wisata ini buka setiap hari mulai dari pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Harga tiket masuk ke kawasan ini hanya Rp20.000 per orang, yang sudah termasuk dengan tiket mengunjungi Kompleks Candi Arjuna.
Kawah Sikidang merupakan destinasi wisata yang cocok untuk semua kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Kawah Sikidang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menantang, sekaligus mengedukasi pengunjung tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Tinggalkan Balasan