Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Kesehatan dan Olah Raga · 30 Sep 2025 12:48 WIB ·

Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari


 Kondisi Kritis, Santri Korban Keracunan HCL di Lumajang, Biaya Perawatan Rp 1 Juta Per Hari Perbesar

Lumajang, – Seorang santri di Kabupaten Lumajang, Dewangga Eza Naufal Al Yusen (13), kini tengah berjuang melawan kondisi kritis setelah mengalami keracunan cairan air keras jenis HCL (asam klorida).

Insiden tragis itu terjadi pada 10 Juli 2025 di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Tempeh, tempat Dewangga menuntut ilmu.

Akibat kejadian tersebut, organ pencernaan Dewangga mengalami luka serius dan permanen. Saat ini, ia tidak bisa lagi mencerna makanan seperti biasa dan hanya mampu bertahan hidup dengan mengonsumsi susu medis khusus sesuai anjuran dokter.

Baca juga: ASN Lumajang Harus Pahami Visi Kepala Daerah 

“Setelah kejadian, anak saya langsung muntah dan kondisinya terus memburuk. Ternyata dia meminum cairan HCL yang ditaruh ke dalam botol minuman oleh temannya,” kata Ratna Purwari (38), ibu Dewangga, Selasa (30/9/25).

Baca juga: Tujuh Rumah Terbakar di Jember, Kerugian Capai Rp250 Juta

Kronologi kejadian bermula saat seorang santri mengambil cairan dari gudang pondok yang berisi bahan bangunan, termasuk cairan HCL.

Cairan berbahaya itu lalu dituangkan ke dalam botol minuman kemasan dan diberikan kepada beberapa temannya, termasuk Dewangga. Dari tiga korban, hanya Dewangga yang mengalami dampak paling parah.

Berat badan Dewangga kini menyusut drastis hingga tinggal 24 kilogram. Selain harus menjalani pengobatan jangka panjang, Dewangga juga membutuhkan asupan susu khusus bernutrisi tinggi dan obat-obatan dengan biaya yang sangat tinggi.

“Biaya untuk susu dan pengobatan sekitar Rp 1 juta per hari, dan itu di luar tanggungan BPJS. Kami tidak bisa menanggung sendiri, jadi keluarga dan pesantren sepakat melakukan penggalangan dana,” kata Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren.

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Risiko Sejak Dini, Capaian Program CKG Lumajang Tembus 204.564 Warga

14 November 2025 - 19:26 WIB

Ratih Damayanti Serahkan Tribun Pokir untuk Desa Purwosono

14 November 2025 - 14:54 WIB

Banjir Lumajang Picu Lonjakan Penyakit: Warga Rojopolo Keluhkan Diare dan Hipertensi

1 November 2025 - 11:33 WIB

Remaja dan Dewasa Paling Banyak Terjangkit ISPA di Lumajang

29 Oktober 2025 - 10:15 WIB

ISPA di Lumajang Capai 52 Ribu Kasus, Dinkes Ingatkan Warga Periksa Jika Sakit Lebih dari 14 Hari

29 Oktober 2025 - 10:00 WIB

Ajang Pembentukan Fisik dan Mental, Yuk Ramaikan Mahameru Muscle Fest 2025

16 Oktober 2025 - 19:12 WIB

Trending di Kesehatan dan Olah Raga