Sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lumajang membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah kondisi permanen. Sepanjang tahun 2024, tercatat 266 KPM berhasil “graduasi” dari program bantuan sosial, menandai kemampuan mereka untuk mandiri tanpa lagi mengandalkan subsidi pemerintah.
Koordinator PKH Lumajang, Akbar Al-Amin, menyebut fenomena graduasi ini sebagai indikator keberhasilan program dalam mendorong keluarga miskin keluar dari jerat ekonomi.
“Graduasi PKH terus berlangsung. Tahun lalu, ada 266 KPM yang dinyatakan mandiri. Saat ini, total penerima PKH di Lumajang tinggal 36.881 keluarga,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Menurut Akbar, proses graduasi bukan sekadar penghentian bantuan, melainkan strategi pemerintah untuk mendorong keluarga membangun usaha dan kemandirian ekonomi. Banyak KPM yang telah memulai usaha produktif sebagai sumber penghasilan utama.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti nyata efektivitas program pemberdayaan sosial ekonomi.
“Sebagian besar keluarga yang graduasi mengaku mampu mandiri karena mulai berusaha sendiri. Pemerintah melalui PSSE (Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi) memberikan modal awal sekitar 5 juta rupiah, dan mereka mengelolanya untuk membangun usaha kecil,” jelasnya.
Bunda Indah menekankan bahwa PKH bukan hanya soal bantuan tunai, tetapi diarahkan untuk membangun kemampuan finansial dan keterampilan hidup. Dengan begitu, bantuan sosial berperan sebagai jembatan menuju kemandirian ekonomi.
Para keluarga yang lulus dari PKH kini menekuni beragam usaha, mulai dari membuka warung, mengelola pertanian, hingga mengembangkan kerajinan lokal. Keberhasilan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bantuan, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi ekonomi lokal.
Meski jumlah penerima PKH berkurang karena graduasi, Akbar memastikan pemerintah tetap menyiapkan pendampingan berkelanjutan bagi keluarga yang masih menjadi peserta. Pendampingan tersebut meliputi pembinaan usaha, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan psikososial.
“Graduasi bukan akhir, melainkan awal kemandirian. Kami ingin setiap keluarga yang keluar dari PKH memiliki bekal cukup untuk mengelola kehidupannya sekaligus memberi inspirasi bagi lingkungannya,” pungkasnya.
Keberhasilan 266 keluarga di Lumajang menjadi cermin bahwa dengan pendampingan, modal usaha, dan kemauan untuk berusaha, keluarga miskin dapat bangkit. Program PKH pun terbukti menjadi kombinasi efektif antara bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat mandiri dan produktif.
Tinggalkan Balasan