Lumajang, – Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 19 November lalu membawa dua catatan penting bagi Kabupaten Lumajang. Di satu sisi, mitigasi bencana dinilai berhasil karena tidak ada korban jiwa yang jatuh.
Namun di sisi lain, dampak lahar panas, awan panas guguran, dan material vulkanik menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, menuntut percepatan pemulihan oleh pemerintah daerah.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan bahwa peristiwa ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kesiapsiagaan bencana.
“Kita patut bersyukur karena erupsi tahun ini tidak menelan korban jiwa. Zero korban. Ini menunjukkan bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang kami lakukan telah berjalan efektif, dan bahkan diakui oleh BNPB,” kata Indah saat peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-770, Senin (15/12/2025).
Meski demikian, awan panas guguran, lahar panas, dan lahar dingin yang terbawa aliran sungai telah merusak sejumlah jembatan, bendungan, dan beberapa jalur evakuasi. Kerusakan infrastruktur ini menjadi salah satu tantangan utama yang harus segera ditangani agar masyarakat terdampak dapat beraktivitas kembali dengan aman dan lancar.
“Hal yang paling penting adalah pemulihan ekonomi warga yang terdampak. Kami terus bekerja agar masyarakat segera pulih ekonominya, sehingga kehidupan mereka dapat kembali normal,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia memohon doa dari seluruh masyarakat agar proses pemulihan infrastruktur dan ekonomi berjalan cepat dan lancar.
“Kami mohon doa agar semua proses ini bisa segera terselesaikan dan Lumajang dapat kembali pulih sepenuhnya,” katanya.
Tinggalkan Balasan