Jember, – Kasus dugaan korupsi Sosperda DPRD Jember menjadi cermin betapa rapuhnya moral sebagian pejabat publik dalam mengelola amanah rakyat.
Dari relasi pribadi hingga kekuasaan politik, semuanya bisa berubah menjadi bumerang ketika uang menjadi tujuan utama.
Dedy Dwi Setiawan, Wakil Ketua DPRD Jember, dan mantan istrinya, Yuanita Qomariyah, kini menjadi sorotan publik bukan karena prestasi politik, tetapi karena terseret dugaan korupsi pengadaan konsumsi Sosperda.
Baca juga:Dari Cinta ke Jeruji Besi, Kisah Yuanita dan Mantan Suami di Balik Korupsi Sosperda Jember
Apa yang dulu dianggap sebagai simbol kekompakan pasangan di dunia politik, kini justru menjadi ilustrasi pahit bagaimana kedekatan pribadi bisa disalahgunakan dalam lingkaran kekuasaan.
Kasus ini menegaskan satu hal penting, jabatan publik bukanlah hak pribadi, melainkan amanah rakyat.
Ketika integritas dilanggar demi keuntungan pribadi, kepercayaan masyarakat runtuh dan reputasi institusi ikut tercoreng.
Baca juga:Wakil Ketua DPRD Jember Ditahan, Skandal Korupsi Sosperda Guncang Dunia Politik Tapal Kuda
Dugaan penyalahgunaan dana publik, meskipun nilainya mungkin hanya miliaran rupiah, meninggalkan dampak moral yang jauh lebih besar bagi demokrasi lokal dan citra DPRD Jember.
Lebih dari itu, kisah Yuanita dan Dedy mengingatkan bahwa hubungan pribadi dan politik seharusnya tidak bercampur dengan kepentingan finansial.
Dalam pandangan etika publik, kepentingan rakyat harus selalu ditempatkan di atas ambisi pribadi, dan setiap transaksi atau keputusan keuangan wajib transparan serta akuntabel.
Kasus Sosperda menjadi bahan refleksi bagi pejabat lain, kepercayaan yang diberikan masyarakat adalah aset yang tak ternilai.
Sekali dilanggar, konsekuensinya bukan hanya hukum yang harus dijalani, tetapi juga reputasi, karier politik, dan moral diri sendiri.
Sebagai pembelajaran, publik diingatkan bahwa integritas adalah pondasi utama jabatan publik. Kisah Yuanita dan Dedy adalah peringatan keras, uang dan kekuasaan yang diprioritaskan di atas amanah akan menjadi bumerang, bahkan bagi mereka yang paling dekat sekalipun dengan pusat keputusan.
Kasus ini bukan sekadar cerita hukum, tetapi juga pelajaran etika yang relevan untuk semua pejabat dan calon pemimpin. Moral, integritas, dan tanggung jawab terhadap rakyat tidak bisa ditawar, karena ketika uang dan ambisi mengalahkan amanah, konsekuensi akan selalu datang, tak peduli siapa pun yang terlibat.
Tinggalkan Balasan