Malang, – Pemerintah Kota Malang mengambil langkah tegas dalam upaya mempercepat revitalisasi Pasar Besar Malang yang kondisinya semakin mengkhawatirkan.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, pada Jumat (4/7/2025) bertolak ke Jakarta untuk melakukan koordinasi langsung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kunjungan ini menjadi momentum penting setelah insiden runtuhnya dinding lantai tiga pasar yang menyebabkan seorang pengunjung mengalami luka serius, sehingga menambah urgensi percepatan perbaikan pasar tradisional terbesar di kota ini.
Wahyu Hidayat menegaskan bahwa pertemuan dengan Kementerian PUPR bertujuan untuk memastikan kepastian bantuan pusat terkait revitalisasi total Pasar Besar Malang.
Ia juga membawa proposal resmi pengajuan anggaran pembenahan, sembari berharap pemerintah pusat segera memberikan keputusan terkait waktu pelaksanaan pembongkaran dan pembangunan ulang pasar.
“Mudah-mudahan kunjungan ini membawa kabar baik, ada kepastian dari pusat terkait pembangunan ulang pasar,” kata Wahyu.
Kondisi Pasar Besar Malang memang sudah lama menjadi sorotan. Menurut data Dinas Perdagangan, sejumlah titik di bangunan pasar mengalami kerusakan struktural yang parah dan dinilai tidak lagi layak digunakan.
Bangunan yang berdiri sejak 1941 ini bahkan belum pernah mendapat sentuhan perbaikan besar, sehingga banyak bagian tembok yang kini retak dan rawan roboh53. Setelah insiden terbaru, Pemkot Malang langsung mengambil langkah darurat dengan melakukan penyekatan area berisiko dan menyiapkan relokasi sementara bagi para pedagang aktif.
Revitalisasi Pasar Besar Malang dinilai sangat mendesak, mengingat pasar ini merupakan pusat kegiatan ekonomi rakyat yang menopang ribuan pelaku UMKM, tidak hanya dari Kota Malang namun juga wilayah sekitarnya.
Pemerintah kota telah menyisihkan anggaran dari APBD untuk mendukung sosialisasi dan penataan ulang pasar, sembari terus mengupayakan bantuan teknis dan pendanaan dari pemerintah pusat maupun mitra strategis seperti Bank Dunia.
<span;>Namun, upaya revitalisasi ini tidak lepas dari tantangan. Salah satu hambatan utama adalah adanya penolakan dari sebagian paguyuban pedagang yang khawatir terhadap proses relokasi dan dampak ekonomi selama pembangunan.
<span;>Wahyu Hidayat menegaskan pentingnya pendekatan persuasif dan sosialisasi yang berkelanjutan agar revitalisasi berjalan tanpa konflik berkepanjangan.
<span;>”Kalau konflik terus dibiarkan, revitalisasi tidak akan berjalan. Mudah-mudahan kejadian kemarin bisa menjadi pelajaran bersama,” tegas Wahyu.
<span;>Ia berharap hasil koordinasi dengan pemerintah pusat kali ini dapat memberikan titik terang, sehingga proses revitalisasi Pasar Besar Malang bisa segera dimulai dan memberikan rasa aman serta nyaman bagi pedagang maupun pengunjung.
<span;>”Kami terus berupaya ke pusat. Mudah-mudahan ada kabar baik dari pertemuan ini,” tutup Wahyu.
Tinggalkan Balasan