Lumajang, – Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) terus menggencarkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk seluruh lapisan masyarakat. Namun, hingga 22 Juli 2025, cakupan program ini masih relatif rendah.
Dari total penduduk Lumajang yang mencapai 1.145.849 jiwa, baru 12,7 persen atau sekitar 52.376 orang yang telah mengikuti skrining kesehatan melalui program CKG, meskipun jumlah pendaftar tercatat lebih dari 55 ribu orang.
Padahal, layanan ini dirancang menyentuh semua kelompok usia mulai dari bayi dan balita, anak sekolah, usia produktif, hingga lansia. Untuk kelompok lansia, bahkan tersedia 20 jenis layanan pemeriksaan, mulai dari cek tekanan darah, gula darah, kesehatan gigi, hingga deteksi dini penyakit kronis seperti kanker, stroke, jantung, dan diabetes.
Baca juga: DPRD Lumajang Dorong Penegakan Perpres Terkait Konflik Tanah HGU
“Kalau dilihat dari pendaftar, partisipasinya cukup bagus, tingkat kehadiran mencapai 93,3 persen. Tapi dibanding total jumlah penduduk, angka ini masih sangat kecil,” kata Marfuah, Penanggung Jawab Program CKG Dinkes P2KB Lumajang, Minggu (27/7/25).
Ia menjelaskan, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan rutin menjadi tantangan besar. “Pola pikir lama masih dominan: periksa kalau sudah sakit. Padahal, saat ini kita dorong skrining rutin sebagai bagian dari pencegahan,” tambahnya.
Baca juga: Sopir Tabrak Rumah di Lumajang Masih Buron, Mobil Ditemukan Tanpa Pelat Nomor
Selain edukasi, akses layanan yang belum merata di sejumlah kecamatan juga menjadi kendala. Wilayah-wilayah dengan kepadatan tinggi seperti Lumajang Kota, Yosowilangun, dan Pasirian mengalami beban layanan yang besar, sehingga memperlambat pemerataan.
Sebagai upaya perbaikan, Dinkes P2KB memperluas jangkauan layanan hingga ke desa-desa pelosok dan mengemas pemeriksaan dalam paket sesuai kelompok usia. Strategi ini diharapkan dapat mempercepat capaian sekaligus mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas.
“Target kami bukan sekadar angka, tapi bagaimana warga benar-benar sadar pentingnya menjaga kesehatan sejak dini,” pungkas Marfuah.
Tinggalkan Balasan