Surabaya, – Proyek modernisasi transportasi massal di Jawa Timur memasuki babak baru. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan akan membangun jaringan Kereta Rel Listrik (KRL) di jalur Surabaya-Sidoarjo sepanjang 27 kilometer melalui proyek Surabaya Regional Railway Line (SRRL).
Menariknya, proyek strategis ini akan didanai melalui pinjaman luar negeri dari Bank Pembangunan Jerman atau KfW (Kreditanstalt für Wiederaufbau). Total dana yang dikucurkan mencapai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 4,1 triliun (dengan kurs Rp 16.400 per dolar AS).
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Arif Anwar, menjelaskan pinjaman dari KfW ini difokuskan untuk pembangunan infrastruktur dasar, bukan operasional. Artinya, dana akan digunakan untuk membangun jalur ganda (double track) dan pemasangan sistem elektrifikasi berupa Listrik Aliran Atas (LAA).
Baca juga: 6.000 ASN dan Ribuan RT/RW Bergerak, Surabaya Bangun Sistem Keamanan Kolektif
“US$ 250 juta, semua dari Jerman. Itu untuk pembangunan double track elektrifikasi. Kalau untuk pola operasinya nanti akan dibahas lebih lanjut,” ungkap Arif, Selasa (1//9/25).
Proyek ini akan dibangun di atas jalur kereta eksisting yang saat ini masih menggunakan jalur tunggal. Rute SRRL nantinya akan menghubungkan kawasan Pasar Turi (Surabaya), Sidoarjo, dan Gresik, yang merupakan wilayah vital dalam sistem transportasi perkotaan di Jawa Timur.
Meskipun jalur penuh dirancang menghubungkan tiga kota atau kabupaten, tahap pertama proyek hanya mencakup Stasiun Surabaya Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo. Hal ini disesuaikan dengan skema pendanaan awal yang telah disepakati dalam loan agreement dengan pihak KfW.
Baca juga: TNBTS Tak Main-Main, Pandu Wisata Disanksi 5 Tahun Usai Bawa Rombongan Tanpa Tiket ke Ranu Kumbolo
“Untuk fase satu yang kita sudah mendapatkan loan-nya ini, dimulai dari Gubeng sampai Sidoarjo,” jelas Arif.
Proyek SRRL bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan juga simbol modernisasi sistem transportasi perkotaan di Indonesia, khususnya di wilayah Gerbangkertosusila. Kehadiran KRL ini diharapkan menjadi solusi atas tingginya mobilitas masyarakat dan kepadatan lalu lintas di kawasan Surabaya Raya.
Selain itu, pendanaan dari KfW mencerminkan kepercayaan internasional terhadap proyek infrastruktur di Indonesia. Kerja sama bilateral ini menjadi bagian dari dukungan global terhadap pembangunan transportasi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Kami menyambut baik dukungan dari pemerintah Jerman melalui KfW. Ini menunjukkan bahwa proyek-proyek transportasi kita mampu menarik perhatian dan kepercayaan internasional,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan