Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
EDITORIAL | Birokrasi Lemot, Anggaran Mandek, Moral ASN Rapuh: Saatnya Indah Masdar Lakukan Bersih-Bersih di Lumajang Bunda Indah: Santri Masa Kini Harus Jadi Pelopor Peradaban yang Berakar pada Moral dan Nasionalisme Bunda Indah Gaungkan “Nguri-Nguri Budaya Jawa”: Sekolah Jadi Ruang Cerdas yang Berakar pada Kearifan Lokal Santri Lumajang Gelar Aksi Damai: Meneguhkan Nilai Pesantren dan Etika Publik “Gema Berbaris” Lumajang: Mencetak Generasi Madrasah yang Cerdas, Religius, dan Nasionalis

Daerah · 30 Sep 2025 19:42 WIB ·

Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk


 Tangan Terjepit Reruntuhan, Santri di Sidoarjo Diamputasi di Lokasi Musala Ambruk Perbesar

Sidoarjo, – Suasana panik menyelimuti Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ketika salah satu musala di lingkungan pesantren tersebut tiba-tiba ambruk, Senin malam (29/9/25).

Dalam insiden mengerikan itu, seorang santri bernama Nur Ahmad menjadi korban serius karena tubuhnya tertindih reruntuhan bangunan.

Dalam kondisi darurat, tim medis dari RSUD RT Notopuro terpaksa melakukan tindakan amputasi di lokasi kejadian untuk menyelamatkan nyawa korban.

Posisi tubuh Nur Ahmad yang tertelungkup dengan lengan kiri terjepit membuat evakuasi standar mustahil dilakukan.

Baca juga: Tangis Pecah di Sidoarjo, Tiga Santri Ponpes Al-Khoziny Tewas dalam Tragedi Musala Roboh

“Tadi malam sempat dilakukan amputasi di tempat. Situasi sangat sempit dan membahayakan, sehingga kami ambil langkah cepat,” kata dr. Atok Irawan, Direktur Utama RSUD RT Notopuro, Selasa (30/9/25).

Keputusan ini sempat mendapat protes dari pihak keluarga yang merasa tidak diberi kesempatan memberikan persetujuan.

Namun, petugas medis langsung memberikan penjelasan bahwa tindakan tersebut dilakukan karena alasan darurat dan demi menyelamatkan nyawa korban.

Baca juga: Tragedi di Sidoarjo, Atap Ponpes Ambruk Saat Santri Salat, 1 Tewas, Puluhan Luka

“Keluarga sempat bertanya ‘Siapa yang mengizinkan?’. Untungnya dokter kami menjelaskan dengan lembut dan penuh empati, hingga akhirnya keluarga bisa menerima,” jelas Atok.

Setelah proses amputasi darurat, korban segera dievakuasi ke RSUD RT Notopuro untuk mendapatkan penanganan lanjutan.

“Prosedur pembersihan luka dan penjahitan ulang selesai pada dini hari sekitar pukul 01.30 WIB,” ungkapnya.

Sebelumnya bangunan musala tiga lantai di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9/25) sore.

Saat kejadian, diketahui ada puluhan hingga ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Berdasarkan data Kantor SAR Surabaya hingga Selasa eianh, terdapat 102 orang santri menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Temuan Hidrogen Peroksida di Lokasi Pengolahan Limbah Tambang Emas Picu Kekhawatiran Warga

17 November 2025 - 16:00 WIB

Pengelolahan Tambang Emas di Lumajang Tak Kantongi Izin

17 November 2025 - 15:55 WIB

Limbah Tambang Emas Resahkan Warga Pasirian Lumajang

17 November 2025 - 15:47 WIB

Ini 9 Pelanggaran yang Diburu dalam Operasi Zebra Semeru 2025

17 November 2025 - 15:33 WIB

Angka Kemiskinan Lumajang 2025 Turun Jadi 8,60 Persen, Terendah dalam Lima Tahun

16 November 2025 - 10:04 WIB

Geobag dan Geotek Jadi Andalan di Perbaikan Darurat Tanggul Regoyo

15 November 2025 - 13:42 WIB

Trending di Daerah