Lumajang, – Bukan hanya soal pemandangan indah, geliat wisata petualangan di Tumpak Sewu dan Lavatour Pronojiwo kini menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
Semakin ramainya kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, membawa berkah bagi UMKM lokal di wilayah Lumajang, terutama di Kecamatan Pronojiwo.
Seiring meningkatnya popularitas destinasi petualangan seperti Air Terjun Tumpak Sewu yang dijuluki Niagara-nya Indonesia, serta Lavatour Pronojiwo yang menawarkan sensasi offroad menyusuri bekas aliran lahar Gunung Semeru, sektor-sektor pendukung seperti homestay, warung makan, penyewaan alat, dan kerajinan tangan ikut berkembang pesat.
Baca juga: Tren Wisata Petualangan Mendunia, Tumpak Sewu Siap Saingi Destinasi Kelas Dunia
“Dulu warung saya sepi, paling yang mampir cuma warga sekitar. Sekarang, tiap akhir pekan bisa ramai oleh rombongan wisatawan. Bahkan ada yang pesan nasi bungkus dari hotel atau homestay untuk dibawa trekking,” ungkap Bu Sri, pemilik warung makan di sekitar area parkir Tumpak Sewu, Jumat (19/9/25).
Kebutuhan wisatawan akan akomodasi yang nyaman dan terjangkau mendorong masyarakat membuka homestay rumahan. Selain mengakomodasi turis, homestay juga menjadi ajang memperkenalkan budaya dan kehidupan desa kepada tamu asing.
Baca juga: Diguyur Hujan Dua Hari, Jembatan Tua Penghubung Dua Kecamatan di Lumajang Putus
“Sekarang sudah ada belasan homestay di Pronojiwo. Wisatawan mancanegara suka suasananya yang tenang dan otentik. Bahkan mereka belajar masak makanan lokal bersama tuan rumah,” cerita Gus Khojin, pengelola wisata Tumpak Sewu.
Sementara itu, para pemuda desa banyak yang beralih profesi menjadi pengemudi jip wisata (Lavatour). Paket perjalanan offroad ke jalur lahar dingin Semeru kini menjadi salah satu atraksi favorit, sekaligus membuka peluang kerja baru bagi warga lokal.
Menanggapi hal itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor wisata petualangan seperti ini memiliki dampak ekonomi yang luas karena melibatkan banyak lapisan masyarakat, mulai dari penyedia jasa, pengrajin, hingga pelaku kuliner.
“Wisata petualangan adalah jenis wisata yang paling kuat menggerakkan ekonomi lokal karena wisatawan menghabiskan waktu lebih lama, berinteraksi langsung dengan warga, dan membelanjakan uangnya di tempat,” ujar Budi Supriyanto, Asisten Deputi Manajemen Industri Kemenparekraf.
Tinggalkan Balasan