Surabaya, – Program digitalisasi pertanahan terus dikebut oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Surabaya II. Hingga pertengahan tahun ini, sebanyak 16.594 dokumen kepemilikan tanah telah resmi beralih dari bentuk fisik menjadi sertifikat elektronik (Sertel).
Transformasi digital ini menjadi bagian dari upaya Kementerian ATR/BPN untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, dan transparansi layanan pertanahan.
Kepala BPN Surabaya II, Wida Rihardyan Adjie, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan secara bertahap dengan target jangka panjang seluruh dokumen tanah di wilayah Surabaya II dapat terkonversi secara penuh ke bentuk digital.
Baca juga: Pemkot Surabaya Buka Pintu Investasi Taksi Listrik, Asal Rekrut Warga Lokal
“Digitalisasi ini penting untuk mencegah penyalahgunaan dokumen dan memudahkan pemilik dalam mengakses data tanah mereka. Sejauh ini, kami telah membackup 92 persen data, dan tinggal menunggu pengajuan dari masyarakat untuk menerbitkan Sertel,” kata Wida saat ditemui, Sabtu (19/7/25).
Melalui aplikasi Sentuh Tanahku, pemilik sertifikat bisa memantau langsung data kepemilikan mereka. Aplikasi ini juga menjadi filter keamanan untuk mencegah manipulasi atau perubahan data oleh pihak yang tidak berwenang.
“Jika ada permohonan perubahan data, kami tidak serta-merta menyetujui. Kami akan hubungi pemilik terdaftar, dan meminta mereka hadir langsung ke kantor untuk verifikasi. Jadi datanya sangat terlindungi,” jelas Wida.
Baca juga: BPBD Lakukan Asesmen, 21 Rumah Rusak Dihantam Gempa Probolinggo
Wida menegaskan bahwa masyarakat tetap akan menerima dokumen fisik meski sudah beralih ke sistem elektronik. Namun, desain dokumen tersebut kini lebih ringkas hanya satu lembar sebagai bukti kepemilikan sah, menggantikan format lama yang bisa mencapai 8 lembar.
“Walaupun hanya satu lembar, dokumen itu tetap bisa digunakan untuk keperluan seperti jaminan di bank,” tambahnya.
Untuk mendorong partisipasi masyarakat, implementasi sertifikat elektronik tidak dipungut biaya administrasi. BPN Surabaya II juga terus melakukan sosialisasi, dengan menggandeng tokoh masyarakat dan pemuka agama agar informasi program ini menjangkau lebih luas.
baca juga: Rentetan 64 Gempa Guncang Lumajang-Probolinggo Selama 3 Hari, BMKG: Tipe Swarm Earthquake
Selain meningkatkan kualitas layanan, program ini juga membantu mengatasi kasus-kasus kehilangan atau kerusakan dokumen akibat air, rayap, atau kelalaian penyimpanan. Wida menyebutkan bahwa laporan semacam ini cukup sering diterima oleh pihaknya.
“Dengan Sertel, masyarakat tidak perlu khawatir lagi kehilangan dokumen karena semua datanya sudah aman tersimpan secara digital,” pungkas Wida.
Tinggalkan Balasan