Lumajang, – Fenomena tak biasa terjadi di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kabupaten Lumajang. Alih-alih mengungsi ke posko resmi di Balai Desa Jugosari, 345 warga justru memilih bertahan di perbukitan dekat rumah mereka setelah kawasan itu dilanda banjir lahar Gunung Semeru.
Sementara itu, posko pengungsian resmi yang disiapkan Pemkab Lumajang hanya dihuni 45 orang, sehingga pemerintah terpaksa menyesuaikan strategi pelayanan agar seluruh warga tetap terlayani, termasuk mereka yang memilih mengungsi secara mandiri di bukit.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos P3A, Vidia Prayuasmi, mengungkapkan banyak warga merasa lebih aman berada di perbukitan dibanding turun ke posko desa. Alhasil, pemerintah pun harus mengangkut logistik ke bukit untuk memenuhi kebutuhan mereka.
“Yang bikin lumbung sosial itu desa, untuk pengisian dari lumbung sosial salah satunya dari Dinsos dan BPBD Lumajang,” ujar Vidia, Rabu (10/12/2025).
Untuk mengantisipasi kemungkinan terisolirnya Sumberlangsep akibat banjir lahar susulan, Pemkab Lumajang mendirikan lumbung sosial di bukit yang kini menjadi lokasi pengungsian utama. Lumbung itu diisi makanan siap saji, biskuit anak, sembako, terpal, dan tandon air bersih.
Meski warga berada jauh dari posko desa, kebutuhan makan harian tetap dipenuhi melalui dapur umum yang berada di Balai Desa Jugosari. Makanan kemudian diantar ke bukit tempat warga bertahan.
“Adanya lumbung sosial itu sebagai bentuk mitigasi karena Sumberlangsep merupakan wilayah yang terisolir jika ada banjir lahar yang melewati sungai,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan