43 Gunungan Meriahkan Jolen Satu Suro, Bukti Eksistensi Budaya Sendoro - Lensa Warta

Menu

Mode Gelap
Kisah Rachel Frederickson: Perjalanan Inspiratif dan Kontroversi dari The Biggest Loser Severe Thunderstorm Warning: Arti, Dampak, dan Cara Menghadapinya HP 2 Jutaan Terbaik 2025, Spesifikasi & Keunggulannya Makan Mie 3 Kali Seminggu: Bahaya, Dampak, dan Tips Menguranginya Cuaca Lumajang Hari Ini dan Besok

Daerah · 27 Jun 2025 18:24 WIB ·

43 Gunungan Meriahkan Jolen Satu Suro, Bukti Eksistensi Budaya Sendoro


 43 Gunungan Meriahkan Jolen Satu Suro, Bukti Eksistensi Budaya Sendoro Perbesar

Lumajang, – Semarak tradisi Jolen Satu Suro kembali terasa di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Tahun ini, sebanyak 43 Gunungan dipersembahkan oleh warga dari berbagai dusun sebagai wujud rasa syukur atas berkah alam dan keberlangsungan hidup masyarakat.

Gunungan-gunungan tersebut terdiri atas Gunungan Ingkung, Gunungan Polo Pendem, dan berbagai hasil bumi, makanan tradisional, serta simbol-simbol lokal yang merepresentasikan keberlimpahan rezeki dan kekuatan gotong royong masyarakat.

Jumlah gunungan yang besar ini menjadi cerminan kuatnya eksitensi budaya lokal yang terus dijaga dan diwariskan.

“Ini bukan hanya kegiatan RT atau RW. Semua lembaga, instansi, dan elemen masyarakat ikut berpartisipasi. Setiap dusun punya peran penting dalam menyukseskan acara ini,” kata Kepala Desa Senduro, Farid Rohman H, Jumat (27/6/25).

Tradisi Jolen tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga momentum penting untuk menegaskan identitas budaya Desa Sendoro sebagai desa adat yang sarat nilai spiritual dan sosial.

Selama satu bulan penuh, masyarakat terlibat dalam berbagai persiapan baik material maupun non-material. Mulai dari gotong royong membuat gunungan, hingga pelaksanaan ritual awal seperti anjangsana ke sesepuh desa, ziarah patilasan dan mata air, serta bedah kerawang desa.

Di setiap dusun, masyarakat juga menggelar barian atau doa bersama untuk memohon keselamatan dan keberkahan, menjadikan acara ini tidak sekadar perayaan budaya, tetapi juga bentuk ikhtiar spritual.

“Jolen ini adalah simbol bahwa budaya kami masih hidup. Kami ingin generasi muda bisa melihat langsung dan merasa bangga dengan tradisi ini. Bukan hanya sebagai tontonan, tapi juga tuntunan,” tutur seorang tokoh adat setempat.

Dengan antusiasme warga dan semangat pelestarian budaya, Jolen di Desa Sendoro tidak hanya menjadi pesta adat, tetapi juga bukti bahwa kekayaan tradisi masih kuat berakar di tengah masyarakat.

“Harapannya, tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi aset budaya yang bisa menginspirasi desa-desa lain di Kabupaten Lumajang,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Semangat Kemerdekaan Berkobar di Hati ODGJ dan Lansia Kota Madiun

18 Agustus 2025 - 15:41 WIB

Rp19 Miliar Sudah Digelontorkan, Tapi Mobil Masih Terjebak Lumpur

18 Agustus 2025 - 11:47 WIB

Setelah Peresmian Listrik, Warga Tunggu ‘Peresmian’ Aspal Jalan

18 Agustus 2025 - 11:34 WIB

Infrastruktur Gagal, Mobil Bupati Pun Tak Mampu Menanjak

18 Agustus 2025 - 11:25 WIB

Kolaborasi Mahasiswa dan Desa Tukum Hadirkan Srawung Laisa, Warisan Sosial Baru dari KKN 92

18 Agustus 2025 - 10:06 WIB

Wisata Sumber Merutu Diangkat: Dari Pemandian Selir Arya Wiraraja ke Destinasi Sejarah Lokal

17 Agustus 2025 - 16:48 WIB

Trending di Daerah